Jakarta – Taylor Swift, diva musik dan maestro lirik, memilih untuk tidak menerapkan ‘dynamic pricing’ dalam penjualan tiket The Eras Tour, meskipun strategi ini berpotensi melipatgandakan pendapatannya seiring dengan antusiasme penggemar yang membubung tinggi.
Dynamic pricing adalah metode penyesuaian harga tiket secara otomatis berdasarkan fluktuasi pasar. Harga tiket dapat melonjak ketika permintaan memuncak dan ketersediaan kursi menipis, serupa dengan sistem penjualan tiket pesawat. Namun, Taylor Swift memutuskan untuk tidak mengadopsi strategi ini dalam tur konsernya.
Jay Marciano, kepala promotor AEG Presents yang bertanggung jawab membawa The Eras Tour ke berbagai penjuru dunia, mengungkapkan bahwa keputusan ini adalah bagian dari kebijakan Taylor Swift. Swift juga memastikan bahwa harga merchandise tetap terjangkau bagi para penggemarnya, meskipun permintaan melambung.
Marciano memuji Taylor Swift atas dedikasinya untuk memberikan lebih dari yang diharapkan dalam setiap pertunjukan. “Taylor memberikan lebih dari apa yang diharapkan, baik dari segi pertunjukan maupun produksi konser,” ujarnya.
Marciano juga mengungkapkan kekagumannya terhadap Taylor Swift yang tidak membatalkan satu pun acara untuk alasan pribadi. Satu-satunya pengecualian adalah ketika ada masalah keamanan, seperti yang terjadi pada The Eras Tour di Wina.
The Eras Tour kini memasuki tahap akhir, dengan pertunjukan awal November dimulai di Indianapolis dan kemudian berlanjut ke Toronto. Tur yang dimulai sejak Maret 2023 ini dijadwalkan berakhir pada awal Desember 2024 di Vancouver, Kanada.
Tur ini tidak hanya sukses dari segi pelaksanaan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan di berbagai kota dan negara yang disinggahi. Dengan durasi 3,5 jam, tur ini berhasil menarik perhatian lebih dari 10 juta penonton di seluruh dunia.
The Eras Tour menjadi tur keenam Taylor Swift dan mencatatkan rekor sebagai tur dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa. Ini juga menjadi tur pertama dalam sejarah yang berhasil menembus pendapatan sebesar US$1 miliar.