Jakarta – Dalam sebuah temuan yang mengejutkan, survei terbaru dari Litbang Kompas mengisyaratkan bahwa Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024 berpotensi berlangsung dalam dua babak. Hasil survei ini mengungkap persaingan sengit antara pasangan calon yang berlaga untuk merebut kursi gubernur ibu kota.
Pasangan calon nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, saat ini memimpin dengan dukungan sebesar 38,3 persen dari pemilih. Sementara itu, pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono, berada di posisi kedua dengan dukungan 34,6 persen. Pasangan nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana, tertinggal jauh dengan hanya memperoleh 3,3 persen dukungan.
Meskipun Pramono Anung dan Rano Karno unggul, keunggulan mereka atas Ridwan Kamil dan Suswono masih sangat tipis. Dengan margin of error survei sebesar ± 3,46 persen, dukungan terhadap Pramono-Rano masih berpotensi berada di bawah 50 persen, yang berarti kemungkinan besar Pilgub Jakarta akan berlangsung dalam dua putaran.
Untuk memastikan kemenangan, Pramono Anung dan Rano Karno harus menghadapi tantangan besar. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah belum solidnya dukungan dari pemilih partai pendukung Ridwan Kamil dan Suswono. Pasangan ini didukung oleh 12 partai politik, termasuk Partai Gerindra, PKS, Partai Golkar, Partai Nasdem, PKB, Partai Demokrat, dan PSI.
Dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu faktor penentu dalam persaingan ini. Survei menunjukkan bahwa hanya 36,6 persen pemilih PKS yang mendukung Ridwan Kamil dan Suswono, sementara 30,4 persen mendukung Pramono Anung dan Rano Karno. Sebagian besar pemilih PKS lainnya, sekitar 28,6 persen, belum menentukan pilihan atau memilih untuk merahasiakannya.
Jika dukungan PKS semakin terkonsentrasi pada Ridwan Kamil dan Suswono, hal ini dapat menjadi penghalang bagi Pramono Anung dan Rano Karno untuk memenangkan Pilgub. PKS merupakan partai yang memenangkan pemilu legislatif di Jakarta, sehingga dukungan mereka sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir pemilihan.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 20-25 Oktober, melibatkan 800 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Jakarta. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error ± 3,46 persen.
DKI Jakarta memiliki keistimewaan untuk menyelenggarakan pilkada dalam dua putaran. Jika tidak ada pasangan calon yang berhasil meraih lebih dari 50 persen suara pada putaran pertama, maka akan diadakan putaran kedua untuk menentukan pemenangnya.