Jakarta – Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, memberikan tanggapan terkait hasil survei Litbang Kompas yang mengungkapkan bahwa elektabilitas pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus, Ridwan Kamil-Suswono, tertinggal dari pasangan calon PDIP, Pramono Anung-Rano Karno, dalam Pilkada Jakarta 2024. Hasil survei ini menjadi pusat perhatian dalam dinamika politik menjelang pemilihan.
Tidak hanya di Jakarta, Dasco juga menyoroti hasil Pilkada Jawa Tengah 2024, di mana pasangan yang diusung KIM plus, Ahmad Luthfi-Taj Yasin, harus mengakui keunggulan pasangan PDIP, Andika Perkasa-Hendrar Priadi. Kekalahan ini menambah daftar tantangan yang harus dihadapi oleh KIM dalam upaya meningkatkan elektabilitas calon-calon yang mereka usung.
Dasco mengungkapkan bahwa dirinya telah memberikan saran dan masukan kepada tim pemenangan Ridwan Kamil-Suswono serta Luthfi-Yasin. Namun, ia menegaskan bahwa tindak lanjut dari saran tersebut sepenuhnya diserahkan kepada tim pemenangan masing-masing pasangan calon. Hal ini menunjukkan bahwa strategi dan eksekusi di lapangan menjadi kunci dalam meningkatkan elektabilitas.
Politikus PDIP sekaligus juru bicara Pramono-Rano, Chico Hakim, menyampaikan pandangannya mengenai elektabilitas RK-Suswono. Menurutnya, meskipun tingkat keterkenalan Ridwan Kamil tinggi di masyarakat, hal tersebut tidak serta merta meningkatkan elektabilitasnya. Chico menduga tren ini berbanding terbalik dengan pasangan Pramono-Rano, yang meskipun popularitasnya di bawah RK, namun berhasil unggul dalam sejumlah survei.
Chico mengungkapkan data internal yang menunjukkan bahwa popularitas Pramono masih di bawah RK, dengan angka sekitar 80 persen dibandingkan 95 persen milik RK. Namun, ia optimis bahwa elektabilitas Pramono dapat meningkat seiring dengan bertambahnya popularitas. Hal ini menunjukkan bahwa popularitas bukan satu-satunya faktor penentu dalam memenangkan pemilihan.
Ketua DPP PDIP, Yasonna Laoly, menyatakan kegembiraannya atas kenaikan elektabilitas Pramono-Rano. Ia menekankan bahwa hasil survei Litbang Kompas selama ini dikenal kredibel, dan menyindir lembaga survei lain yang sempat mengeluarkan hasil berbeda. Menurut Yasonna, pentingnya metodologi survei yang tepat menjadi faktor krusial dalam mendapatkan hasil yang akurat.