Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal III 2024 mencapai US$427,8 miliar, mengalami peningkatan sebesar 8,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah ini setara dengan Rp6.774,3 triliun, berdasarkan asumsi kurs Rp15.864 per dolar AS.
BI menilai bahwa meskipun terjadi peningkatan, utang luar negeri Indonesia pada kuartal III 2024 masih dalam kondisi terkendali. Peningkatan ULN ini dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri serta meningkatnya aliran modal asing ke dalam Surat Berharga Negara (SBN) domestik. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia tetap terjaga.
Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penggunaan ULN diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor-sektor prioritas. BI menekankan pentingnya memperhatikan aspek keberlanjutan dalam pengelolaan utang.
Di sisi lain, BI mencatat penurunan utang luar negeri swasta pada kuartal III 2024. Posisi utang swasta tercatat sebesar US$196,0 miliar, turun 0,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 0,02 persen secara tahunan.
BI juga mencatat bahwa utang luar negeri swasta didominasi oleh utang jangka panjang, yang mencapai 75,3 persen dari total ULN swasta. Hal ini menunjukkan bahwa struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat sebesar 31,1 persen, dengan dominasi utang jangka panjang mencapai 84,2 persen dari total ULN. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun utang meningkat, struktur utang tetap dalam batas yang aman.
Untuk menjaga supaya struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah memastikan untuk terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN.