Jakarta – Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, Ridwan Kamil, calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, mengemukakan niatnya untuk memindahkan Balai Kota DKI Jakarta dari pusat kota ke wilayah utara. Politikus Partai Golkar ini mengungkapkan bahwa gagasan tersebut terinspirasi dari konsep Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan.
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menjelaskan bahwa relokasi ini bertujuan untuk memungkinkan Jakarta Pusat lebih fokus pada pengembangan sektor ekonomi pariwisata, kuliner, dan “hospitality”. Menurutnya, pemindahan ini akan terealisasi jika Jakarta Utara telah memiliki kawasan perkantoran baru atau “central business district” (CBD) yang memadai.
Dalam debat ketiga Pilgub DKI Jakarta, Ridwan Kamil menegaskan bahwa untuk mengurangi kemacetan di DKI Jakarta, perlu dilakukan pembenahan tata ruang dan perluasan akses transportasi publik.
Ridwan Kamil juga mengusulkan pembentukan pusat bisnis baru yang dilengkapi dengan fasilitas hiburan. Pusat bisnis ini akan menjadi akumulasi dari perkantoran pemerintahan Jakarta yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Namun, rencana pemindahan Balai Kota ini mendapat tanggapan dari calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Pramono Anung. Pramono mempertanyakan urgensi dari rencana tersebut dan menyayangkan keputusan untuk memindahkan pusat pemerintahan DKI Jakarta dari Jakarta Pusat ke wilayah lain.
Pramono, yang pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Kabinet selama dua periode di pemerintahan Jokowi, mengingatkan bahwa pemindahan pusat pemerintahan provinsi DKI ke Jakarta Utara harus diawali dengan kajian yang komprehensif.
Selain itu, Pramono juga mempertanyakan rencana Ridwan Kamil untuk membangun pusat kebugaran (gym) di dekat Halte Transjakarta.