Jakarta – Kementerian Sosial menegaskan komitmennya untuk memperluas akses pekerjaan yang setara bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Melalui program “Setara Berkarya,” kementerian ini berupaya memberikan pelayanan dan kesempatan yang adil bagi para penyandang disabilitas.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Ipul, mengungkapkan bahwa saat ini telah ada regulasi yang mengharuskan instansi pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mempekerjakan setidaknya dua persen penyandang disabilitas dari total jumlah pegawai. Sementara itu, perusahaan swasta diwajibkan untuk mempekerjakan satu persen penyandang disabilitas dari jumlah pegawai mereka.
Gus Ipul menekankan pentingnya pelatihan bagi penyandang disabilitas agar mereka dapat memberikan kontribusi maksimal di tempat kerja. Saat ini, Kementerian Sosial sedang mengembangkan aplikasi yang bertujuan untuk mempertemukan pemberi kerja dengan pencari kerja dari kalangan penyandang disabilitas, sehingga memudahkan proses rekrutmen dan penempatan kerja.
Sebagaimana dilaporkan oleh Antara, Kementerian Sosial telah menerapkan Undang-Undang terkait dan saat ini mempekerjakan 60 tenaga kerja disabilitas dari total 3.000 pegawai. Menteri Saifullah Yusuf menegaskan bahwa dengan memberikan kesempatan yang setara, penyandang disabilitas dapat lebih mudah memenuhi hak-hak mereka dan berkarya secara optimal.
Menteri Sosial mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung penyandang disabilitas. Hal ini meliputi peningkatan kesadaran masyarakat untuk memberikan akses, kesempatan, dan fasilitas yang memadai. Yang terpenting adalah memastikan adanya peluang yang sama bagi penyandang disabilitas untuk dapat bekerja dan berkontribusi.
Dalam kesempatan yang sama, Aris Yohanes Elean, perwakilan penyandang disabilitas netra, menyampaikan harapannya agar akses kerja bagi penyandang disabilitas dapat diperluas. Ia berharap agar pembukaan posisi aparatur sipil negara (ASN) dapat dipermudah bagi penyandang disabilitas, sehingga mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berkarier di sektor publik.
Aris, yang merupakan penyandang disabilitas sensorik netra pertama di Indonesia yang meraih gelar sarjana komputer dari Universitas Pamulang, berharap bahwa peringatan Hari Disabilitas Internasional dapat memotivasi rekan-rekan penyandang disabilitas lainnya untuk berprestasi di bidang akademis dan mengembangkan karier profesional mereka.