Jakarta – Pabrik produksi BYD yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, direncanakan rampung pada penghujung tahun 2025. Fasilitas ini akan menjadi pusat manufaktur untuk beragam model mobil listrik BYD, termasuk Dolphin, Atto 3, Seal, dan M6, yang dijadwalkan mulai diproduksi pada awal tahun 2026.
BYD berkomitmen untuk mematuhi Peraturan Presiden No.79/2023, yang merupakan revisi dari Perpres No.55/2019. Peraturan ini bertujuan untuk mempercepat program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle) untuk transportasi jalan. Salah satu ketentuan penting dalam peraturan ini adalah pemberian insentif pajak untuk impor mobil listrik yang sepenuhnya dirakit (completely built up/CBU) dengan syarat minimal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40 persen pada tahun 2026.
Selain merakit mobil listrik secara lokal, pabrik BYD di Subang juga akan memproduksi berbagai komponen penunjang lainnya. Namun, ketika ditanya mengenai kemungkinan produksi komponen baterai di pabrik tersebut, Luther, perwakilan dari BYD, enggan memberikan komentar lebih lanjut. Ia hanya menyatakan bahwa pabrik di Subang ini tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi komponen tertentu di masa depan.
Pada bulan April lalu, BYD mengumumkan rencana pembangunan pabrik perakitan di Kawasan Industri Subang Smartpolitan. Fasilitas produksi ini akan berdiri di atas lahan seluas 108 hektare. Selain fasilitas produksi, BYD juga berencana untuk membangun pusat penelitian dan pengembangan serta pusat pelatihan di area tersebut.
Pembangunan kawasan industri ini telah dikukuhkan melalui penandatanganan kerja sama antara PT BYD Motor Indonesia dan pengembang Subang Smartpolitan, PT Suryacipta Swadaya. Lokasi pabrik ini terletak sekitar 55 kilometer dari Pelabuhan Patimban, Jawa Barat, yang strategis untuk distribusi produk.