Jakarta – Ketegangan di Semenanjung Korea kembali memuncak setelah Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengumumkan status darurat militer pada Selasa (3/12) malam waktu setempat. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap ancaman dari elemen pro Korea Utara yang dianggap mengancam keamanan nasional.
Namun, keputusan tersebut tidak bertahan lama. Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, Yoon mencabut status darurat militer setelah menghadapi penolakan keras dari berbagai kalangan masyarakat Korea Selatan. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar bahwa Korea Utara mungkin akan mengambil tindakan sembrono.
Sydney Seiler, mantan pejabat intelijen nasional untuk Korea Utara di Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa Korea Utara bisa saja salah langkah dalam situasi ini. Menurut Seiler, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mungkin melihat ini sebagai kesempatan untuk memanfaatkan kelemahan Korea Selatan.
Kim Jong Un selama ini diketahui berupaya merusak hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan. Latihan militer bersama kedua negara sering kali dipandang oleh Korea Utara sebagai persiapan untuk invasi ke wilayahnya.
David Maxwell, wakil presiden Pusat Strategi Asia Pasifik, sependapat bahwa Kim Jong Un mungkin mencoba memanfaatkan situasi ini. Namun, baik Maxwell maupun Seiler tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kemungkinan tindakan yang akan diambil oleh Korea Utara.
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara semakin memburuk. Pemerintahan Kim Jong Un bahkan mengubah status penyebutan Korea Selatan menjadi negara musuh. Korea Utara juga telah meledakkan jalan-jalan penghubung antara kedua negara tersebut. Di sisi lain, Korea Selatan turut memperkeruh suasana dengan mengirimkan drone ke Pyongyang.
Sejumlah pengamat menyerukan agar Amerika Serikat memberikan peringatan keras kepada Korea Utara agar tidak memanfaatkan situasi ini. Robert Rapson, mantan wakil kepala misi Kedutaan Besar AS di Seoul, menegaskan bahwa Amerika Serikat harus menunjukkan kekuatannya kepada Korea Utara.
