Jakarta – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, secara resmi dimakzulkan setelah menerapkan kebijakan darurat militer yang menuai kontroversi pekan lalu. Saat ini, Perdana Menteri Han Duck Soo ditunjuk untuk menjalankan tugas sebagai presiden sementara.
Kebijakan darurat militer yang diumumkan oleh Presiden Yoon memicu aksi protes besar-besaran di seluruh penjuru negeri. Ribuan warga berkumpul di depan gedung Majelis Nasional, menuntut agar Yoon segera turun dari jabatannya. Demonstrasi ini terjadi menjelang pemungutan suara yang menentukan nasib Yoon di parlemen.
Protes tersebut merupakan lanjutan dari kegagalan pemakzulan sebelumnya pada Sabtu (7/12). Berdasarkan laporan dari seorang pejabat kepolisian Seoul kepada kantor berita AFP, sekitar 200.000 orang turun ke jalan pada Sabtu (14/12) untuk mendukung pencopotan Yoon dari kursi kepresidenan.
Pada hari yang sama, parlemen Korea Selatan mengadakan pemungutan suara untuk memutuskan pemakzulan Yoon Suk Yeol. Keputusan ini merupakan respons terhadap pengumuman darurat militer yang sempat dikeluarkan tetapi kemudian dicabut oleh Presiden Yoon.
Dari 300 anggota parlemen, 204 suara mendukung langkah pemakzulan dengan tuduhan pemberontakan, sementara 85 suara menolak. Tiga anggota memilih abstain, dan delapan suara dinyatakan tidak sah. Pemimpin fraksi Partai Demokrat, Park Chan-dae, menyebut hasil ini sebagai kemenangan besar bagi rakyat Korea Selatan.
Dengan pemakzulan ini, Perdana Menteri Han Duck Soo kini menjabat sebagai presiden sementara hingga terpilihnya pemimpin baru. Selama masa ini, Mahkamah Konstitusi memiliki waktu hingga 180 hari untuk memutuskan apakah langkah pemakzulan terhadap Yoon akan disahkan secara hukum.
Pemakzulan Yoon Suk Yeol disambut baik oleh partai oposisi utama Korea Selatan, yang menyebutnya sebagai “kemenangan rakyat”. Di luar gedung parlemen, ribuan orang berkumpul untuk merayakan pemecatan Yoon. Sementara itu, di sisi lain Seoul, sekitar 30.000 orang berunjuk rasa mendukung Yoon, menyanyikan lagu-lagu patriotik dan mengibarkan bendera Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Pemakzulan Yoon Suk Yeol menandai momen penting dalam politik Korea Selatan, mencerminkan dinamika demokrasi yang kuat di negara tersebut. Dengan proses yang masih berlangsung di Mahkamah Konstitusi, masa depan politik Yoon dan arah kepemimpinan Korea Selatan akan ditentukan dalam beberapa bulan mendatang. Amerika Serikat, melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken, telah menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan kepemimpinan baru di Seoul, menegaskan pentingnya hubungan bilateral yang kuat antara kedua negara.