Jakarta – Film terbaru dari Sony Spider-Man Universe, “Kraven the Hunter,” yang menampilkan Aaron Taylor-Johnson sebagai musuh ikonik Spider-Man, memulai debutnya dengan hasil yang kurang memuaskan di box office. Film ini hanya berhasil meraup pendapatan sebesar $11 juta atau sekitar Rp 176 miliar di dalam negeri dari 3.211 bioskop, menempatkannya di posisi ketiga selama akhir pekan.
Film laga dengan rating R yang disutradarai oleh J.C. Chandor ini dibuka di bawah ekspektasi, setelah sebelumnya diproyeksikan akan meraih pendapatan antara $13 hingga $15 juta pada akhir pekan pembukaannya. Hasil ini bahkan lebih rendah dibandingkan dengan kegagalan box office “Madame Web” yang meraih $15,3 juta.
Tidak hanya dari segi pendapatan, “Kraven the Hunter” juga mendapat ulasan buruk dari kritikus. Di Rotten Tomatoes, film ini mendapat banyak celaan, sementara penonton bioskop pada malam pembukaan memberinya nilai C yang buruk di CinemaScore, sebuah hal yang jarang terjadi untuk film superhero.
Di pasar internasional, “Kraven the Hunter” hanya berhasil menambah $15 juta dari 60 pasar, dengan pendapatan global awal sebesar $26 juta. Angka ini jauh di bawah pendapatan “Madame Web” yang mencapai $49,1 juta pada Februari lalu.
Film “Madame Web,” yang mengisahkan tentang peramal Cassandra Webb yang diperankan oleh Dakota Johnson, berhasil menyelesaikan penayangannya selama 65 hari di bioskop dengan pendapatan domestik sebesar $43,8 juta dan internasional sebesar $56,4 juta, sehingga total pendapatan globalnya mencapai $100 juta. “Kraven the Hunter” diperkirakan sulit untuk menyamai pencapaian tersebut, menjadikannya salah satu film terburuk dari Marvel.
Dalam wawancaranya dengan Screen Rant, sutradara J.C. Chandor mengakui bahwa ia telah melihat sekuel lain di Spider-Man Universe milik Sony gagal memberi kesan. Namun, ia menekankan kualitas tinggi dari sifat mandiri “Kraven the Hunter.” Meskipun film ini berada di alam semesta yang sama dengan “Morbius” dan “Madame Web,” plotnya berfokus secara eksklusif pada karakter utamanya dan tidak mengalihkan perhatian untuk menyiapkan cerita dan karakter lain.
Chandor juga menggoda transformasi Kraven menjadi penjahat yang sebenarnya, berbeda dengan Michael Morbius dan Venom, yang telah menjadi anti-hero dalam film mereka masing-masing. Ia mengaku belajar banyak dari kegagalan film superhero sebelumnya dan berusaha mengaplikasikan pelajaran tersebut pada karya terbarunya ini.