Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan niatnya untuk mengembalikan nama Gunung Denali menjadi Gunung McKinley. Nama McKinley diambil dari William McKinley, Presiden ke-25 Amerika Serikat yang tewas dibunuh pada tahun 1901. Gunung tertinggi di Amerika Utara ini awalnya dinamai McKinley sejak tahun 1917. Namun, pada tahun 2015, Presiden ke-44 AS, Barack Obama, mengganti nama tersebut menjadi Denali, yang berasal dari bahasa suku asli Alaska.
Perubahan nama dari McKinley menjadi Denali oleh Obama didasarkan pada beberapa alasan. Salah satunya adalah fakta bahwa McKinley tidak pernah mengunjungi gunung tersebut dan tidak memiliki hubungan sejarah yang signifikan dengan gunung maupun dengan Alaska. Nama Denali sendiri memiliki arti “Yang tertinggi” dalam bahasa suku Athabascan, suku asli Alaska. Nama ini pertama kali diajukan pada tahun 1975 oleh negara bagian Alaska, namun baru diakui secara resmi oleh pemerintah federal pada masa pemerintahan Obama.
Rencana Trump untuk mengembalikan nama McKinley tidak disambut baik oleh semua pihak. Senator Lisa Murkowski dari Alaska, yang juga berasal dari Partai Republik, menentang keras rencana tersebut. Melalui akun media sosialnya, Murkowski menyatakan bahwa hanya ada satu nama yang pantas untuk gunung tertinggi di Amerika Utara, yaitu Denali. Pernyataan ini mencerminkan dukungan kuat dari masyarakat Alaska terhadap nama Denali, yang dianggap lebih mencerminkan identitas dan warisan budaya lokal.
Nama Denali memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Alaska. Selain berarti “Yang tertinggi”, nama ini juga mencerminkan penghormatan terhadap suku asli Alaska dan sejarah panjang mereka. Pengakuan nama Denali oleh pemerintah federal pada tahun 2015 dianggap sebagai kemenangan besar bagi masyarakat Alaska, yang telah berjuang selama beberapa dekade untuk mendapatkan pengakuan tersebut.