Jakarta – Manchester United, klub sepak bola yang dulunya disegani di markasnya sendiri, kini harus menghadapi kenyataan pahit. Sejak kepergian Sir Alex Ferguson, aura mistis Old Trafford perlahan memudar. ‘Setan Merah’ tak lagi segarang dulu, bahkan di hadapan pendukung setianya.
Manchester United masih berjuang keras untuk menemukan pijakan yang kokoh di papan klasemen Liga Inggris. Meski bermain di kandang sendiri, performa mereka belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang menjanjikan. Kekalahan demi kekalahan terus menghantui, membuat para penggemar bertanya-tanya kapan tim kesayangan mereka akan kembali berjaya.
Akhir pekan lalu, Manchester United harus menelan pil pahit setelah dipermalukan oleh Bournemouth dengan skor telak 0-3. Ini merupakan kekalahan keempat yang dialami di Old Trafford musim ini, dari total tujuh kekalahan yang sudah mereka derita sejauh ini. Lebih menyedihkan lagi, setiap kekalahan tersebut selalu diwarnai dengan kebobolan tiga gol, menandakan pertahanan yang rapuh.
Kepergian Sir Alex Ferguson pada tahun 2013 menjadi titik balik bagi Manchester United. Sejak saat itu, kegarangan mereka di Old Trafford terus menurun. Statistik menunjukkan betapa besar pengaruh Ferguson terhadap performa tim di kandang. Di bawah kepemimpinannya selama era Premier League, MU hanya mengalami 34 kekalahan dalam 21 tahun. Sebuah catatan yang mengesankan.
Namun, setelah Ferguson pensiun, Manchester United telah menelan 41 kekalahan di Old Trafford dalam kurun waktu 11 tahun. Ini terjadi di bawah enam manajer tetap yang berbeda, menunjukkan betapa sulitnya menemukan pengganti yang sepadan dengan Ferguson. Dalam 810 pertandingan Premier League di bawah arahan Ferguson, MU hanya kalah 114 kali, sebuah prestasi yang sulit ditandingi.
