Jakarta, – Memasuki tahun 2025, industri mobil Low Cost Green Car (LCGC) menghadapi tantangan baru dengan diberlakukannya tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12%. Kebijakan ini mulai diterapkan sejak awal tahun, menambah beban bagi segmen LCGC yang sebelumnya hanya dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3% sejak Oktober 2022.
Meskipun LCGC tidak mendapatkan insentif fiskal seperti mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) atau mobil hybrid, segmen ini tetap menjadi kontributor signifikan dalam penjualan mobil nasional. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), LCGC menyumbang 21% dari total penjualan mobil nasional pada periode Januari-November 2024, meskipun mengalami penurunan 15% year on year (yoy) dengan total penjualan wholesales mencapai 162.320 unit.
Sri Agung Handayani, Direktur Marketing & Corporate Planning PT Astra Daihatsu Motor (ADM), mengakui bahwa kenaikan PPN menjadi 12% bersamaan dengan opsen pajak kendaraan bermotor membuat pasar otomotif, termasuk LCGC, semakin menantang. Namun, ADM tetap berkomitmen untuk menyesuaikan harga jual LCGC Daihatsu sesuai kebijakan baru ini, meskipun beberapa wilayah masih dalam proses penyesuaian.
Harga LCGC seperti Daihatsu Sigra dibanderol mulai dari Rp 139 juta hingga Rp 182,6 juta, sementara Daihatsu Ayla berkisar antara Rp 136 juta hingga Rp 191,9 juta. ADM berusaha memberikan kemudahan bagi konsumen LCGC, yang umumnya adalah pembeli mobil pertama, dengan menawarkan berbagai paket pembiayaan termasuk skema kredit di seluruh dealer di Indonesia.
Daihatsu tetap optimis bahwa model LCGC mereka dapat bersaing di pasar otomotif nasional. Dengan line up LCGC yang lengkap dari berbagai model, varian mesin, hingga jenis transmisi, Daihatsu yakin dapat memenuhi kebutuhan konsumen. “Harga LCGC kami tetap terjangkau dengan keunggulan berupa mobil yang hemat dalam pemakaian dan perawatan,” ujar Agung.
Sementara itu, Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), juga menyatakan bahwa pihaknya telah menyesuaikan harga jual produk LCGC dengan kebijakan PPN 12%. Meskipun ada beban PPN, Toyota percaya bahwa pasar LCGC akan tetap ramai karena masih diuntungkan dengan tarif PPnBM yang lebih rendah dibandingkan segmen mobil konvensional lainnya.
Toyota berkomitmen untuk mendukung penjualan LCGC dengan tidak menaikkan harga jual mobil tersebut di luar faktor pajak pada Januari 2025. Biasanya, Agen Pemegang Merek (APM) melakukan penyesuaian harga jual model-modelnya pada awal tahun karena berbagai faktor seperti inflasi, pergerakan kurs, dan biaya produksi.
Harga LCGC seperti Toyota Calya dibanderol mulai dari Rp 167,3 juta, sedangkan Toyota Agya mulai dari Rp 170,9 juta, sesuai dengan situs resmi TAM.