Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, mendorong perusahaan otomotif asal Tiongkok, Chery, untuk memperbesar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk mereka dengan membangun pabrik mandiri di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memperkokoh posisi Chery di kancah otomotif nasional dan internasional.
Saat ini, Chery merakit kendaraan mereka di fasilitas milik PT Handal Indonesia Motor (HIM) dengan kapasitas produksi mencapai 10.000 unit per tahun. Kerja sama ini telah terjalin sejak tahun 2022. Meskipun TKDN Chery saat ini sudah mencapai 40 persen, Faisol optimis bahwa angka tersebut dapat ditingkatkan hingga 60 persen di masa depan.
Faisol menekankan bahwa dengan mendirikan pabrik sendiri, Chery dapat meningkatkan kapasitas produksi di Indonesia dan mulai mengekspor kendaraan ke negara-negara di luar Asia Tenggara. “Dengan pabrik mandiri, Chery tidak hanya mampu meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas ekspansi pasar ekspornya ke luar ASEAN, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru di Indonesia, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Faisol.
Lebih lanjut, Faisol menyatakan bahwa mobil Chery yang diproduksi di Indonesia memiliki potensi untuk bersaing di pasar global. Pemerintah juga berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan industri otomotif melalui berbagai regulasi dan insentif, termasuk insentif PPN DTP dan PPnBM DTP yang sebagian diperuntukkan bagi mobil listrik.
PT Chery Motor Indonesia dan PT HIM berencana meluncurkan berbagai varian kendaraan baru tahun ini. Beberapa di antaranya adalah TIGGO Cross, OMODA 5 MY, TIGGO 7 PHEV, OMODO E5 Modification, iCAR 03, TIGGO 8 PHEV, TIGGO 9 PHEV, dan TIGGO 8 Plus. Peluncuran ini diharapkan dapat memperkuat posisi Chery di pasar otomotif Indonesia dan internasional.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Chery diharapkan dapat meningkatkan kontribusi mereka terhadap industri otomotif Indonesia dan memperkuat daya saing produk mereka di pasar global.