Jakarta – Pemerintah Jerman melontarkan kritik tajam terhadap pernyataan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang mengungkapkan hasratnya untuk menguasai Greenland. Pulau Arktik ini merupakan wilayah otonomi Denmark, yang juga anggota Uni Eropa dan NATO. Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit, menegaskan bahwa batas-batas negara tidak boleh diubah secara paksa, menekankan pentingnya prinsip ini dalam perjanjian internasional seperti Piagam PBB.
Hebestreit menolak memberikan komentar lebih lanjut mengenai apakah Berlin akan menanggapi ancaman Trump terhadap Denmark dengan serius. Namun, ia menekankan bahwa prinsip perbatasan yang tidak boleh diubah secara paksa adalah hal yang harus dihormati oleh semua negara. Pernyataan ini menunjukkan komitmen Jerman terhadap stabilitas dan perdamaian internasional.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, juga mengkritik pernyataan Trump. Ia meminta agar politikus Partai Republik AS tersebut tidak mengancam kedaulatan perbatasan Uni Eropa. Barrot menambahkan bahwa meskipun ia tidak percaya AS akan menyerang Greenland, dunia saat ini tampaknya memasuki era di mana hukum yang terkuat kembali berlaku.
Sebelumnya, pada Senin (6/10), Trump menyatakan bahwa ia tidak mengesampingkan kemungkinan tindakan militer atau ekonomi sebagai bagian dari rencananya untuk menguasai Greenland dan Terusan Panama. Melalui platform media sosialnya, Truth Social, Trump mengungkapkan rencana masa depannya untuk Greenland dan kegembiraannya atas perjalanan putranya.
Trump juga menyarankan bahwa ia mungkin akan mengenakan tarif pada Denmark jika negara tersebut menolak tawarannya untuk membeli Greenland. Ia mengklaim bahwa penguasaan Greenland penting bagi keamanan nasional AS.
