Tragedi di Tengah Euforia Dua Nyawa Melayang Saat Kemenangan PSG

kontributorHaluan
4 Min Read

HALUAN.CO – Malam yang seharusnya dipenuhi kegembiraan atas kemenangan Paris Saint-Germain (PSG) melawan Inter Milan di final Liga Champions pada Sabtu (31/5/2025), malah diwarnai oleh dua insiden tragis. 

Seorang remaja berusia 17 tahun meninggal akibat penusukan di kota Dax, sementara seorang pria berusia 23 tahun kehilangan nyawa setelah ditabrak mobil di pusat kota Paris.

Otoritas kejaksaan saat ini sedang menyelidiki motif di balik kejadian tersebut.

Kemenangan PSG dirayakan dengan meriah melalui letusan kembang api dan petasan yang menerangi langit di berbagai penjuru kota Beberapa kendaraan dibakar, termasuk satu mobil yang terbakar di sekitar stadion Parc des

Princes markas PSG yang menjadi tempat berkumpul sekitar 48 ribu pendukung yang menyaksikan pertandingan melalui layar raksasa.

Kepolisian menyatakan bahwa situasi tersebut memperbesar ketegangan di malam yang seharusnya meriah.

Kerusuhan yang terjadi tak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga mengakibatkan banyak orang mengalami luka-luka, termasuk dari pihak aparat dan warga sipil.

Tercatat 22 personel kepolisian dan tujuh petugas pemadam kebakaran terluka. Di wilayah Normandy, seorang polisi bahkan dilaporkan koma setelah terkena ledakan kembang api yang mengenai matanya.

Insiden lain terjadi di Grenoble, di mana sebuah mobil menabrak kerumunan suporter PSG yang sedang berpesta, menyebabkan empat orang cedera, dua di antaranya dalam kondisi serius.

Kepolisian menyebut bahwa seluruh korban berasal dari satu keluarga. Pengemudi kendaraan telah menyerahkan diri dan kini ditahan. Berdasarkan penyelidikan awal, insiden tersebut diyakini bukan dilakukan secara sengaja.

Berita Lainnya  Profil Tunku Ismail Idris, putra mahkota Sultan Johor pemilik Klub Elite JDT yang diperkuat oleh Jordi Amat

Di kawasan Champs-Élysées, kerumunan besar yang mencapai ribuan orang menyebabkan kerusuhan sehingga polisi terpaksa menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa. 

Sejumlah halte bus mengalami kerusakan parah akibat aksi brutal para perusuh. Langkah tersebut diambil untuk menstabilkan situasi yang semakin tak terkendali.

Kendati diwarnai kekacauan, PSG tetap menggelar parade kemenangan pada Minggu malam (1/6/2025) di Champs-Élysées.

Kepala Kepolisian Paris, Laurent Nuñez, menjelaskan bahwa peserta parade dibatasi hingga 100 ribu orang, dan hanya yang sudah terdaftar yang diizinkan masuk ke area perayaan.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga menyampaikan ucapan selamat kepada PSG. “Hari yang luar biasa bagi PSG! Bravo, kami semua bangga.

Malam ini Paris menjadi ibu kota Eropa,”Macron menuliskan, “Paris malam ini menjadi ibu kota Eropa,” walaupun ia terkenal sebagai pendukung klub Olympique de Marseille.

PSG sendiri menyesalkan terjadinya kekerasan, menekankan bahwa kemenangan seharusnya dirayakan dengan damai, bukan dengan kerusuhan.

Aksi kekerasan dalam perayaan ini menuai kecaman dari berbagai kalangan, termasuk partai oposisi. Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Retailleau, mengecam dengan tegas para pelaku kerusuhan.

“Pendukung sejati PSG merayakan kemenangan dengan antusias. Sayangnya, para perusuh memanfaatkan momen ini untuk melakukan kekacauan dan menantang aparat,” ujarnya.

Di sisi lain, Antoine Léaument dari partai kiri radikal La France Insoumise menyoroti penanganan aparat yang dianggap berlebihan, terutama penggunaan gas air mata terhadap kerumunan yang menurutnya berlangsung damai.

Berita Lainnya  Barcelona Tolak Tawaran Fantastis PSG untuk Lamine Yamal! Anda Tidak Akan Percaya Angkanya!

Sementara itu, Jordan Bardella dari partai kanan Rassemblement National menyebut Paris kini telah berubah menjadi tempat bermain bagi para pelanggar hukum.

Sebelum laga final dimulai, bentrokan sempat terjadi antara pendukung PSG dan Inter Milan di Jerman.

Menurut laporan dari Bild, kedua kubu saling melempar batu di stasiun Fröttmaning, Munich, saat hendak menuju Allianz Arena. Beberapa suporter bahkan masuk ke jalur kereta api, sehingga mengganggu jadwal perjalanan.

Menurut data dari Mediametrie dan penyiar Canal+, laga final ini ditonton oleh sekitar 11,5 juta orang di seluruh Prancis.

Kemenangan ini menandai tonggak sejarah sebagai trofi Liga Champions perdana bagi PSG. Namun sayangnya, euforia berlebihan dari sebagian pendukung justru menodai keberhasilan tersebut.

Kini PSG bersama otoritas terkait dihadapkan pada tugas besar untuk memastikan bahwa perayaan di masa mendatang dapat berlangsung aman dan tertib.

TAGGED:
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *