HALUAN.CO – Aktivitas geologi Gunung Tangkuban Parahu, yang berada di perbatasan Bandung Barat dan Subang, menunjukkan peningkatan.
Dalam periode pemantauan 30 Mei hingga 2 Juni 2025, Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat ratusan gempa frekuensi rendah serta puluhan gempa hembusan yang menandakan dinamika di dalam tubuh gunung.
Kepala Badan Geologi, Muhamad Wafid, menyampaikan bahwa selain aktivitas kegempaan, pemantauan deformasi menggunakan EDM dan GNSS menunjukkan adanya pola inflasi, yaitu pembengkakan pada tubuh gunung yang menunjukkan tekanan dari bawah sedang meningkat.
Kombinasi ini dapat memanaskan air tanah secara ekstrem dan berpotensi menimbulkan erupsi freatik yakni letusan yang disebabkan oleh uap panas, bukan magma.
“Curah hujan yang tinggi dapat mempercepat proses pemanasan air tanah. Jika tekanan uap terlalu tinggi, erupsi bisa terjadi secara tiba-tiba,” jelas Wafid.
Gempa-gempa yang terjadi umumnya berada di kedalaman dangkal, memperbesar potensi pelepasan gas melalui kawah.
Meski demikian, status Gunung Tangkuban Parahu saat ini masih berada di Level I atau “Normal”. Asap putih yang keluar dari Kawah Ratu bervariasi tipis hingga tebal, dengan ketinggian mencapai 120 meter.
Namun, ini tidak menutup kemungkinan terjadinya erupsi freatik mendadak, terutama jika tekanan meningkat.
Karena itu, masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak berada terlalu dekat dengan kawah, tidak menginap, dan segera meninggalkan area jika tercium bau gas menyengat atau asap mendadak menjadi lebih pekat.
“Gas yang keluar bisa berbahaya, terutama jika terhirup dalam jumlah besar. Keselamatan harus jadi prioritas,” ujar Wafid.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah termakan kabar bohong atau rumor mengenai erupsi.
Semua informasi resmi hanya akan disampaikan oleh Badan Geologi dan instansi terkait.
“Tetaplah beraktivitas seperti biasa, tapi selalu waspada dan perhatikan informasi dari sumber terpercaya,” pesannya.
Pemerintah daerah, BPBD, serta Pos Pemantauan Gunung Api di Cikole dan Pusat Vulkanologi di Bandung terus bersiaga dan berkoordinasi.
Evaluasi kondisi gunung akan terus diperbarui, khususnya jika muncul tanda-tanda perubahan signifikan.
Sebagai informasi, Gunung Tangkuban Parahu memiliki sembilan kawah, dan dua di antaranya Kawah Ratu dan Kawah Upas menjadi pusat utama aktivitas.
Kedua kawah ini sering menjadi sumber letusan freatik, sehingga kewaspadaan ekstra sangat dibutuhkan jika berkunjung ke area tersebut.