Rencana Seaplane di Danau Segara Anak Rinjani Dinilai Tak Tepat oleh Pakar

Husni Rachma
2 Min Read

HALUAN.CO – Gagasan untuk mengoperasikan seaplane dan membangun glamping mewah di kawasan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), menuai beragam tanggapan, termasuk kritik dari kalangan akademisi. Salah satunya datang dari Profesor Azril Azahari, pakar pariwisata yang menilai bahwa proyek tersebut tidak sesuai dengan karakter kawasan.

Azril mengingatkan bahwa keberadaan seaplane di area Danau Segara Anak, yang berada di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, berpotensi merusak keseimbangan lingkungan. Menurutnya, hingga kini belum ada kajian menyeluruh maupun contoh kasus serupa yang membuktikan bahwa kegiatan tersebut aman bagi kawasan taman nasional.

“Jadi jangan hanya membuat seaplane kalau tidak paham apa itu seaplane. Nah, seaplane itu bukan hanya untuk (negara) kepulauan tapi juga untuk small island tourism. Jadi, wisata pulau-pulau kecil. Wisata pulau-pulau kecil itu kalau pakai seaplane sangat bagus,” ujarnya dikutip dari detiktravel, Senin (23/5).

Berita Lainnya  WNA Brasil Terjatuh di Jurang Gunung Rinjani, Proses Evakuasi Terkendala

Ia menilai, fungsi utama seaplane sebenarnya lebih sesuai untuk menunjang akses ke pulau-pulau kecil seperti di Maladewa. Sementara, penerapannya di kawasan konservasi seperti Rinjani justru bisa mengganggu ekosistem yang dilindungi.

“Nah itu jadi masalah besar menurut saya, dia (seaplane) tidak boleh mengganggu konservasi. Konservasi itu macam-macam, konservasi terumbu karang tidak boleh merusak, konservasi untuk pasir pantai, konservasi pada tanaman mangrove,” lanjutnya.

Menurut Azril, jika ingin memanfaatkan seaplane secara optimal, maka penerapannya seharusnya berada di destinasi pantai atau wisata selancar. Seaplane dinilai efisien untuk mengangkut barang besar seperti papan selancar yang sulit diakomodasi oleh pesawat biasa.

“Contoh surfing, nah ini bagus sekali untuk surfing jadi dia papan selancarnya itu bisa dibawa, dengan pesawat terbang kan harus pesawat terbang besar,” tuturnya.

Berita Lainnya  KAI Bikin Heboh! Pesan Jasa Porter Kini Bisa Online, Begini Caranya!

Ia pun mempertanyakan urgensi penggunaan seaplane hanya untuk melihat panorama Rinjani. “Tapi kalau hanya untuk jalan-jalan melihat-lihat Rinjani, kenapa harus pakai seaplane? kenapa tidak naik helikopter saja atau naik mobil saja? jadi kalau mau lihat dari atas helikopter. Artinya bahwa prang tidak paham terhadap pengembangan seaplane,” tegas Azril.

Sumber: detiktravel

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *