Ahli Ungkap Krisis Mpox di Afrika: Akibat Pengabaian!

redaktur
2 Min Read

Kinshasa – Para pakar menyoroti bahwa wabah mpox yang melanda Afrika sebagian besar disebabkan oleh pengabaian selama beberapa dekade. Ketidakmampuan global untuk menghentikan epidemi sporadis di wilayah dengan populasi yang memiliki kekebalan rendah terhadap penyakit terkait cacar ini memperburuk situasi.

Ketua komite darurat mpox WHO, Dr. Dimie Ogoina, menyatakan bahwa pengabaian ini telah menyebabkan munculnya varian virus baru. Mpox, atau cacar monyet, telah menyebar secara diam-diam selama bertahun-tahun di Afrika sebelum akhirnya memicu wabah global pada tahun 2022. Wabah Mpox di Afrika kini telah menyebar melalui penularan seksual, serta adanya kontak dekat di kalangan anak-anak, wanita hamil, dan kelompok rentan lainnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) mencatat lebih dari 22.800 kasus mpox dan 622 kematian di benua itu. Selain itu, infeksi melonjak 200 persen dalam seminggu terakhir, menunjukkan peningkatan yang signifikan dan mengkhawatirkan.

Berita Lainnya  Gerah? Ini Tips Dokter Mandi Air Es Tanpa Bahayakan Jantung!

Dr. Placide Mbala-Kingebeni, seorang ilmuwan Kongo, mengungkapkan bahwa tes diagnostik yang digunakan di negara tersebut tidak selalu mendeteksi virus ini. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam melacak penyebarannya. Pada Mei, Mbala-Kingebeni menerbitkan penelitian yang menunjukkan bentuk baru mpox yang mungkin kurang mematikan tetapi lebih mudah menular. Pada mutasi yang dicatat mengindikasikan bahwa virus ini lebih mudah menular pada manusia.

Varian baru mpox ini telah terdeteksi di empat negara Afrika lainnya serta di Swedia. WHO menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami dampak varian baru ini. Penelitian ini sangat penting untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam mengendalikan penyebaran virus dan melindungi populasi yang rentan.

Berita Lainnya  Rahasia Mengejutkan di Balik Hoarding Disorder yang Harus Anda Ketahui!
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *