Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) memastikan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tidak akan mengalami kenaikan, meskipun kadar sulfurnya akan diturunkan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi polusi udara.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, menjelaskan bahwa produksi BBM rendah sulfur merupakan langkah strategis pemerintah dalam mengurangi polusi udara. PT Pertamina (Persero) akan menurunkan kadar sulfur pada produk pertalite dan pertamax.
Rachmat mengungkapkan bahwa enam kilang Pertamina akan menjadi kunci dalam produksi BBM rendah sulfur. Kilang-kilang ini mampu menghasilkan 12 kombinasi jenis bahan bakar yang berbeda. Produksi BBM rendah sulfur oleh Pertamina akan dilakukan secara bertahap untuk memastikan kualitas dan ketersediaan.
Anak buah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan ini menegaskan bahwa upaya ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menyediakan BBM berkualitas bagi masyarakat. Pemerintah bertekad untuk terus meningkatkan kualitas BBM demi kesehatan dan lingkungan yang lebih baik.
Namun, Rachmat mengaku belum mengetahui apakah akan ada nama dagang baru untuk produk pertalite dan pertamax setelah penurunan kadar sulfur. Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya berada di tangan Pertamina.
Saat ini, pertalite dengan research octane number (RON) 90 memiliki kandungan sulfur sebesar 500 parts per million (ppm). Sementara itu, standar emisi Euro 4 mengharuskan kandungan sulfur tidak lebih dari 50 ppm. Penurunan kadar sulfur ini diharapkan dapat memenuhi standar emisi yang lebih ketat dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.