Jakarta – Tindakan perundungan atau bullying masih sering terjadi di berbagai tempat, dan ironisnya, sering kali dianggap sepele. Bullying biasanya dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, menyebabkan dampak yang sangat merugikan bagi korban.
Bullying dapat terjadi di mana saja dan siapa saja bisa menjadi pelaku atau korban. Dampak terburuk dari tindakan ini akan dirasakan oleh korban, yang tidak hanya mengalami kerugian fisik tetapi juga psikologis, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.
- Dampak Fisik
Bullying dapat menyebabkan luka fisik seperti memar atau cedera serius. Selain itu, korban juga bisa mengalami gangguan kesehatan seperti gangguan tidur, sakit kepala, GERD, mimisan, atau tremor. Gejala-gejala ini dikenal sebagai gejala psikosomatis yang disebabkan oleh emosi negatif seperti rasa takut dan kecemasan berlebihan.
- Merusak Harga Diri
Bullying yang terus-menerus dapat merusak harga diri korban dan menciptakan trauma. Korban akan meragukan nilai diri mereka sendiri dan merasa tidak layak untuk melakukan apapun. Hal ini dapat menghilangkan rasa percaya diri, membuat korban sulit bersosialisasi, dan tidak memiliki teman.
- Menurunnya Prestasi
Korban bullying sering merasa tertekan dan terganggu secara emosional, yang berdampak pada prestasi akademik atau pekerjaan mereka. Mereka akan kesulitan berkonsentrasi, kehilangan motivasi, dan menurunkan produktivitas. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan mereka di masa depan.
- Menutup Diri
Korban bullying sering mengalami ancaman dan dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya. Akibatnya, mereka tidak memiliki kepercayaan dan lebih suka menutup diri dari teman bahkan keluarga. Bullying juga dapat menciptakan lingkungan yang buruk, di mana orang yang lebih lemah selalu menjadi objek penindasan oleh yang lebih kuat.
- Gangguan Mental
Dampak bullying yang paling berbahaya adalah gangguan mental. Korban akan mengalami stres berat yang dapat berujung pada depresi, emosi yang meledak-ledak, kecemasan berlebihan, post-traumatic stress disorder, dan depresi. Tak jarang, gangguan mental akibat bullying berujung pada tindakan menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri.