Haluan.co – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara merupakan upaya Pemerintah untuk mengusung pembangunan ekonomi yang inklusif, dengan menyebarluaskan magnet pertumbuhan ekonomi baru sehingga tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa semata.
“IKN Nusantara sekaligus simbol identitas bangsa, green economy, green energy, smart transportation, dan tata kelola pemerintahan yang efisien dan efektif sebagai milestone transformasi besar bangsa Indonesia,” kata Anggota DPR RI asal Sumatra Barat (Sumbar) dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade membuka acara seminar dengan tema “BUMN Karya Memberikan Kontribusi terhadap Pembangunan IKM, Hotel Truntum Padang, Selasa (2/5/2023).
Acara tersebut dihadiri ketua panitia yang juga Wakil Ketua DPD Gerindra Sumbar, Nurhaida dan pemateri dari akademisi Unand Padang, Ilham Aldelano Azre.
Lebih lanjut Andre menjelaskan, Kalimantan adalah energi masa depan, energy or the future.
Semua produk galian tambang ada di sana.
Sebut saja besi, migas, batubara, emas, nikel, dan intan.
Selain itu, kata Anggota Komisi VI DPR RI ini, Kalimantan juga kaya dengan produk pertanian, seperti kopi dan sawit, sampai kepada sungai besar di Kalimantan Utara yang dapat menghasilkan PLTA.
“Kalimantan menyimpan energi masa depan yang indah,” ucap Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Dengan nama Nusantara, IKN merepresentasikan konsep kesatuan yang mengakomodasi kemajemukan Indonesia.
“Realitas kekayaan kemajemukan Indonesia menjadi modal sosial memajukan kesejahteraan rakyat, demi Indonesia maju, tangguh, dan berkelanjutan,” papar Ketua DPD Gerindra Sumbar ini.
Sementara itu Ilham Aldelano Azre dalam pemaparannya menjelaskan pemindahan IKN merupakan gagasan yang sudah lama dicanangkan sejak zaman Presiden Soekarno.
Baru, di masa pemerintah Presiden Jokowi, pemindahan IKN direalisasikan, tepatnya ke Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
Terkait rencana itu, kata Azre, awalnya banyak yang protes.
Namun, pemindahan IKN ini dibutuhkan untuk pemerataan ekonomi, terutama di daerah.
Ini sebagai upaya agar Indonesia tidak dipandang sebagai Jawasentris saja.
“Inilah waktunya daerah lain di Indonesia menikmati pembangunan. Kita lihat, pemerintah sekarang tidak lagi memfokuskan kegiatan atau iven besar di Pulau Jawa. Kita bisa lihat iven besar yang diselenggarakan baru-baru ini mulai dari MotoGP di Mandilika Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lalu ada F1 Powerboat 2023 yang diselenggarakan di Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara,” terangnya.
Ia menekankan, perspektif pembangunan IKN adalah perspektif pembangunan hijau, atau green economy.
Pembangunan yang dilakukan di Pulau Jawa sudah stagnan, sehingga diperlukan pembangunan hingga ke daerah-daerah lain terutama di luar Pulau Jawa.
“Tujuan dasar pemindahan IKN adalah pengembangan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan peningkatan pertahanan negara,” sebutnya.
Azre menyampaikan, pembangunan IKN adalah salah satu pintu masuk pemanfaatan teknologi untuk masa depan.
Karena itu, pembangunan dan pemanfaatan gedung-gedung di IKN menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.
“Sesuai visi Indonesia 2045 Kota Dunia untuk Semua, keinginan kita untuk memacu peningkatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat bisa tercapai,” harapnya.***