Jakarta – Anies Baswedan menepis klaim dari petinggi PKS yang menyatakan bahwa dirinya diberikan batas waktu 40 hari untuk mencari partai koalisi lain guna memenuhi syarat maju dalam Pilkada Jakarta 2024. Klarifikasi ini disampaikan Anies kepada Ketua DPW PKS Jakarta, Khoirudin, melalui pesan suara yang beredar di media sosial dan telah dikonfirmasi oleh Juru Bicara Anies, Angga Putra Fidrian, pada Minggu (11/8).
Dalam pesan suara tersebut, Anies menegaskan bahwa dirinya tidak pernah membahas tenggat waktu 40 hari dengan PKS untuk mencari partai koalisi. Anies kemudian mengungkapkan cerita di balik pertemuan dengan petinggi PKS pada akhir Juli lalu yang membahas Pilkada Jakarta 2024.
Menurut Anies, pada 27 Juli lalu, penanggung jawab Pilkada Jakarta dari PKS sempat menghubungi dirinya untuk mengatur pertemuan dengan Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, pada 28 Juli. Anies mengaku bertemu dengan Syaikhu pada tanggal tersebut dan membahas kemungkinan dirinya dipasangkan dengan Sohibul Iman. Anies kemudian mengaku diberi tenggat waktu hingga 4 Agustus untuk memutuskan.
Anies juga mengungkapkan bahwa dirinya bertemu dengan Sohibul Iman pada 30 Juli untuk membahas secara langsung Pilkada Jakarta. Sehari setelahnya, pada 31 Juli, Anies kembali bertemu dengan Syaikhu untuk menyatakan kesiapannya berpasangan dengan Sohibul.
Selain itu, Anies mengaku telah berkomunikasi intensif dengan partai lain untuk bekerja sama dalam memperebutkan kursi Jakarta 1. Ia menyebut bahwa partai lain hanya menunggu momen yang tepat sebelum menyatakan dukungan.
Sebelumnya, Juru Bicara sekaligus Wakil Sekjen DPP PKS, Zainudin Paru, menyatakan bahwa Anies tidak mampu mencari rekan koalisi untuk menambahkan kekurangan 4 kursi DPRD Jakarta. Menurutnya, PKS telah memberikan waktu 40 hari bagi Anies, namun Anies dinilai tidak mampu menarik dukungan dari partai lain meskipun telah dibantu oleh Syaikhu.
PKS adalah partai pertama yang resmi mengusung Anies sebagai calon gubernur berpasangan dengan Sohibul Iman di Pilkada Jakarta 2024. Namun, akhir-akhir ini, PKS memberi sinyal akan membatalkan keputusan tersebut dengan mendukung sosok calon gubernur selain Anies.