Jakarta – Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyinggung kemungkinan partainya mengusung mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, dalam Pilgub Jakarta 2024. Hal ini disampaikan Megawati saat berpidato di hadapan kader PDIP di Jakarta.
Dalam pidatonya, Megawati mengisahkan bahwa sebelum acara pengumuman bakal calon kepala daerah/wakil kepala daerah gelombang kedua di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, ada sekelompok orang yang mendatangi kantor DPP. Kelompok ini, yang disebut Megawati sebagai Satgas Hitam, membentangkan spanduk yang meminta PDIP untuk mendukung Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta.
Peluang PDIP untuk mengusung Anies Baswedan terbuka setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan Nomor 60/PUU-XXI/2024. Putusan ini menyatakan bahwa partai atau gabungan partai politik tidak lagi harus mengumpulkan 20 persen kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atau 25 persen suara sah untuk mencalonkan kepala daerah.
MK menetapkan bahwa ambang batas pencalonan kini berada di rentang 7,5 persen hingga 10 persen, tergantung pada jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di daerah tersebut. Dengan demikian, meskipun PDIP hanya memperoleh 15 kursi di DPRD Jakarta, partai ini tetap bisa mencalonkan figur secara mandiri.
Pidato Megawati ini tentu saja menimbulkan berbagai reaksi di kalangan kader PDIP. Beberapa kader menyambut baik peluang ini, sementara yang lain masih mempertimbangkan berbagai faktor sebelum memberikan dukungan penuh. Namun, yang jelas, keputusan ini akan menjadi salah satu topik hangat dalam diskusi internal partai.
Anies Baswedan, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta, memiliki basis pendukung yang cukup kuat. Popularitasnya di kalangan masyarakat Jakarta bisa menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh PDIP dalam mengambil keputusan. Namun, tentu saja, keputusan akhir akan bergantung pada berbagai pertimbangan strategis partai.
Dengan putusan MK yang baru, PDIP memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam menentukan calon yang akan diusung. Partai ini bisa memilih untuk mengusung calon dari internal partai atau mencari figur eksternal yang dianggap memiliki peluang besar untuk menang. Anies Baswedan, dengan rekam jejaknya sebagai Gubernur Jakarta, tentu saja menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan.
