Jakarta – Pratama Arhan, talenta muda Indonesia yang menjanjikan, akan menutup lembaran kontraknya dengan Suwon FC pada penghujung tahun 2024. Setelah melewati masa-masa penuh tantangan di Jepang dan Korea Selatan, pertanyaan besar pun mengemuka: ke mana Arhan akan melangkah selanjutnya?
Arhan memulai petualangan internasionalnya pada tahun 2022 dengan bergabung bersama Tokyo Verdy, klub divisi dua di Jepang. Namun, dalam dua musim, ia hanya mencatatkan empat penampilan. Pada 16 Januari 2024, Arhan menandatangani kontrak dengan Suwon FC, klub kasta tertinggi di Liga Korea Selatan. Sayangnya, situasi tak banyak berubah, dengan hanya dua penampilan dalam satu musim.
Tiga tahun terakhir menjadi periode penuh ujian bagi Arhan yang kini berusia 23 tahun. Meski telah berjuang keras melawan berbagai situasi, keberuntungan belum berpihak padanya. Namun, Arhan tetap mendapat kepercayaan dari Shin Tae Yong dan masih masuk dalam daftar pemain Timnas Indonesia, meski menit bermainnya menurun drastis.
Melihat pengalaman diaspora lainnya dalam lima musim terakhir, Arhan bisa mempertimbangkan untuk kembali ke Indonesia seperti Egy Maulana Vikri atau memilih bermain di Thailand seperti Asnawi Mangkualam. Saat ini, Egy dan Witan Sulaeman menjadi andalan klub Liga 1, sementara Asnawi dan Saddil Ramdani menjadi pemain utama di Thailand dan Malaysia.
Dari segi finansial, pendapatan Arhan di Indonesia bisa lebih besar dibandingkan negara ASEAN lainnya. Namun, ada anggapan bahwa kualitas Arhan akan lebih terasah jika tetap menjadi pemain diaspora. Disiplin dan fokus menjadi kunci utama, terlepas dari di mana ia bermain, baik di Indonesia, ASEAN, Asia, Eropa, atau Amerika.
Setelah tiga musim menjadi ‘cadangan mati’ di Jepang dan Korea Selatan, Arhan sangat membutuhkan atmosfer kompetisi yang lebih menantang. Apakah bermain di ASEAN atau Indonesia, itu hanya soal prioritas pribadi.
Jika Arhan memilih untuk kembali ke Indonesia, PSIS Semarang bisa menjadi pelabuhan berikutnya. PSIS pernah melepas Arhan ke Jepang pada 2022 dengan status bebas transfer. Saat ini, PSIS juga membutuhkan sosok yang bisa meningkatkan performa tim, terutama dalam upaya menjauh dari zona degradasi.
Kehadiran Arhan di PSIS akan memberikan dampak positif, mengingat statusnya sebagai pemain Timnas Indonesia. Dengan menjadi pemain inti, Arhan bisa kembali menemukan performa terbaiknya. Setelah setengah musim di Liga 1, ia bisa mencari tantangan baru di luar negeri.
Banyak pemain Indonesia yang bisa menjadi inspirasi bagi Arhan. Bambang Pamungkas, misalnya, bersinar di Malaysia setelah sukses bersama Persija. Rochy Putiray juga pernah menjadi diaspora di Hong Kong sebelum kembali ke Indonesia dan kembali lagi ke Hong Kong dalam tiga periode berbeda.
Ini menunjukkan bahwa ‘pulang kampung’ tidak menutup peluang untuk berkarier di kompetisi yang lebih tinggi. Kembali ke tanah air bisa menjadi sarana untuk mengisi amunisi dan membangun kepercayaan diri.