Haluan.co – Saat ini warganet di seluruh dunia, termasuk Indonesia, ramai-ramai melakukan instalasi app Threads di ponsel pintar mereka dalam rangka mencoba pesaing baru dari Twitter itu.
Ini bisa dilihat dari klaim CEO Meta Mark Zuckerberg yang menyatakan bahwa lima hari usai peluncuran Threads, terhitung sudah ada 100 juta warganet yang mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari rival Twitter itu.
Melihat ramainya warganet yang mengunduh dan install Threads, Pakar Digital Anthony Leong mengatakan, perusahaan Meta memang dikenal dengan produk Facebook-nya dan media sosial ini memang terkenal dengan proses data mining atau penambangan data-data dari penggunanya.
Di mana data-data ini bisa digunakan berbagai brand atau iklan untuk mempelajari demografi sekaligus memastikan produk yang ditawarkan saat Anda berseluncur di dunia maya sesuai dengan diri Anda yang berbasis data pribadi di Facebook.
“Threads sebagai produk Meta tampaknya tidak terlalu menghargai data pribadi kita dan ini bisa terjadi ketika pengguna meng-install app-nya di ponsel kita. Karena layaknya apps lainnya, saat melakukan instalasi, Threads akan meminta izin akses di ponsel pintar Anda dan untuk perangkat iPhone, Threads tampaknya berniat melakukan data mining sebesar-besarnya untuk kebutuhan bisnis, iklan, big data. Data sensitif ini kalau bocor juga sangat bahaya,” jelas Anthony.
Hal ini diketahui usai munculnya permintaan izin akses Threads di iPhone dengan menjelaskan bahwa pihak pengembang Instagram Inc. memiliki kebijakan khusus terkait privasi data.
Dengan instalasi Threads maka data terkait kesehatan, pembelanjaan, informasi finansial, lokasi GPS, kontak serta informasi di dalamnya, konten pengguna, jejak pencarian di history, browsing history, diagnostics perangkat, paket data, pengidentifikasian, informasi pribadi yang sensitif, dan lainnya akan diakses oleh app terbaru dari Meta itu.
“Melihat bagaimana besarnya data mining ini, kita menghimbau bagi masyarakat Indonesia agar berhati-hati. Karena aplikasi ini mengakses banyak hal sensitif di perangkat kita. Bila kita yang tidak mau data pribadi disharing ke publik maka kami sarankan untuk tidak install Threads,” tutur CEO Menara Digital itu.
Wakil Sekretaris Jenderal BPP HIPMI itu juga melanjutkan, salah satu bahaya dari aksi ini adalah pengguna harus siap dimonitoring.
Karena dengan Threads, maka apapun yang dilakukan di ponsel pintar bisa dikumpulkan datanya oleh pihak Meta dan dimanfaatkan oleh perusahaan teknologi tersebut untuk dimonetisasi seperti yang dilakukan oleh Facebook.
“Jika security system oleh Meta tidak baik, maka data sensitif kita ini semua bisa bocor juga ke publik. Semoga tidak terjadi tapi ini sangat rentan,” tutup Anthony.***