Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memutuskan untuk menarik peredaran roti dengan merek Okko dari pasaran. Keputusan ini diambil setelah hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa roti produksi PT Abadi Rasa Food Bandung mengandung Natrium Dehidroasetat, yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Dalam keterangan resminya, BPOM menjelaskan bahwa mereka telah melakukan inspeksi ke sarana produksi roti Okko pada 2 Juli 2024. Inspeksi tersebut menemukan bahwa produsen tidak menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dengan benar dan konsisten.
Sebagai tindak lanjut dari inspeksi tersebut, BPOM melakukan sampling dan pengujian di laboratorium. Hasil pengujian roti Okko yang berasal dari sarana produksi dan peredaran menunjukkan adanya Natrium Dehidroasetat yang tidak sesuai dengan komposisi pada saat pendaftaran produk.
Natrium Dehidroasetat sendiri tidak termasuk dalam bahan tambahan pangan (BTP) yang diizinkan berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan. Oleh karena itu, keberadaan bahan ini dalam roti Okko dianggap melanggar peraturan yang berlaku.
BPOM melalui unit pelaksana teknis (UPT) di daerah juga memastikan bahwa proses penarikan dan pemusnahan produk roti Okko dilakukan dengan aman. Langkah ini diambil untuk melindungi konsumen dari potensi bahaya yang mungkin timbul akibat konsumsi produk yang tidak sesuai standar.
Sementara itu, untuk produk roti Aoka yang diproduksi oleh PT Indonesia Bakery Family Bandung, BPOM tidak menemukan adanya BTP berupa Natrium Dehidroasetat seperti yang diisukan belakangan. Pada 28 Juni 2024, BPOM telah mengambil sampel produk roti Aoka dari peredaran dan melakukan pengujian, yang hasilnya menunjukkan bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi.
BPOM juga mengimbau agar masyarakat selalu merujuk informasi tentang obat dan makanan pada sumber yang tepercaya, termasuk website dan akun media sosial resmi BPOM. Dengan demikian, masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat dan terhindar dari berita hoaks atau informasi yang menyesatkan.
