Jakarta – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan, menghadiri sesi pembekalan bagi calon menteri yang diselenggarakan oleh presiden terpilih, Prabowo Subianto. Acara ini berlangsung di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu pagi, 16 Oktober 2024.
Prabowo Subianto, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, mengundang sejumlah kandidat menteri, calon wakil menteri, serta calon pejabat lainnya dalam pertemuan terpisah di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Pada Senin, 14 Oktober 2024, sebanyak 49 orang dipanggil untuk menghadiri pertemuan tersebut. Keesokan harinya, Prabowo menerima 59 orang lainnya dalam kesempatan yang berbeda.
Menariknya, dalam dua pertemuan tersebut, Budi Gunawan tidak tampak hadir di Kertanegara. Budi dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. Sebelumnya, Budi pernah menjadi ajudan Megawati saat menjabat sebagai Presiden. Namanya juga sempat disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang berpotensi masuk ke dalam kabinet presiden terpilih Prabowo.
Presiden Joko Widodo telah mengirimkan surat kepada Ketua DPR pada 10 Oktober 2024. Surat tersebut berisi permohonan pertimbangan terkait pemberhentian dan pengangkatan Kepala Badan Intelijen Negara, Budi Gunawan. Surat ini merujuk pada ketentuan Pasal 36 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara.
Presiden Jokowi mengusulkan nama Muhammad Herindra kepada DPR. Usulan ini menjadi bagian dari proses pergantian kepemimpinan di tubuh BIN.
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menyatakan bahwa Presiden Jokowi telah mendiskusikan rencana pemberhentian Budi Gunawan dengan Prabowo Subianto. Diskusi ini dilakukan dalam konteks penunjukan Kepala Badan Intelijen Negara yang baru.
