Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa cadangan devisa Indonesia per akhir Agustus 2024 mencapai US$ 150,2 miliar. Angka ini mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, mengalahkan rekor sebelumnya pada Desember 2023 yang mencapai US$ 146,4 miliar.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menjelaskan bahwa kenaikan cadangan devisa ini didorong oleh masuknya dana asing ke pasar keuangan Indonesia. Dana asing tersebut mengalir ke berbagai instrumen seperti Surat Berharga Negara (SBN), saham, dan Sertifikat Bank Indonesia (SRBI). Stabilitas ekonomi Indonesia menjadi faktor utama yang mendukung inflow dana asing ini.
Destry juga menegaskan bahwa inflasi yang terkendali tidak lepas dari peran Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). GNPIP merupakan inisiatif bersama antara Pemerintah, BI, dan otoritas terkait lainnya dalam mengendalikan inflasi pangan. Gerakan ini telah berhasil menjaga stabilitas harga pangan, yang pada gilirannya membantu menstabilkan inflasi secara keseluruhan.
Selain itu, Destry mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini juga didukung oleh kebijakan fiskal yang tetap prudent. Kebijakan fiskal yang hati-hati ini memberikan kepercayaan kepada investor untuk kembali membeli instrumen investasi dalam rupiah. Kepercayaan investor ini sangat penting dalam menjaga stabilitas pasar keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Stabilitas ekonomi yang terjaga dan kepercayaan investor yang tinggi menjadi kunci utama dalam pencapaian rekor cadangan devisa ini. Dengan inflasi yang terkendali dan kebijakan fiskal yang prudent, Indonesia berhasil menarik lebih banyak dana asing ke pasar keuangannya. Hal ini tidak hanya memperkuat cadangan devisa, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.