Jakarta – Militer Tiongkok kembali menggelar latihan besar-besaran dengan mengerahkan armada pesawat dan kapal perang untuk mengepung wilayah Taiwan pada Senin (14/10). Langkah ini diambil sebagai peringatan keras terhadap gerakan separatis yang mendukung kemerdekaan Taiwan, sebagaimana dinyatakan oleh pemerintah Tiongkok.
Latihan tersebut dilaporkan berlangsung di tiga wilayah strategis di sekitar Pulau Taiwan, yaitu di bagian utara, selatan, dan timur. Juru bicara militer Tiongkok, Li, menegaskan bahwa latihan ini merupakan respons tegas terhadap segala bentuk upaya separatis yang mengancam integritas teritorial Tiongkok.
Menanggapi latihan militer yang dilakukan oleh Tiongkok, pemerintah Taiwan menyatakan bahwa tindakan tersebut adalah “tidak rasional dan provokatif”. Taiwan juga mengklaim telah mengerahkan “pasukan yang sesuai” untuk menghadapi ancaman tersebut, menunjukkan kesiapan mereka dalam mempertahankan kedaulatan wilayahnya.
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa dalam kurun waktu 26 jam hingga pukul 8 pagi waktu setempat, terdeteksi 25 pesawat militer dan tujuh kapal angkatan laut Tiongkok di sekitar wilayah mereka. Aktivitas ini menambah ketegangan di Selat Taiwan, yang selama ini menjadi titik panas dalam hubungan kedua negara.
Latihan militer Tiongkok ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, memberikan peringatan kepada Beijing. Blinken menegaskan agar Tiongkok tidak mengambil tindakan agresif sebagai respons terhadap pidato Presiden Taiwan, Lai Ching Te, yang menegaskan komitmen Taiwan untuk mempertahankan kedaulatannya.
Dalam pidatonya, Presiden Lai menegaskan bahwa Taiwan akan terus memperjuangkan kedaulatannya dan menolak segala bentuk aneksasi. Ia juga menekankan bahwa Beijing dan Taipei “tidak akan tunduk satu sama lain”, menegaskan sikap tegas Taiwan dalam menghadapi tekanan dari Tiongkok.