Ankara – Pemerintah Tiongkok mengeluarkan peringatan mendesak kepada warganya yang berada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut. Imbauan ini muncul setelah terbunuhnya Khalil al-Makdah, seorang pemimpin senior sayap bersenjata gerakan Fatah Palestina, dalam serangan udara Israel.
Beijing mendesak warganya di Lebanon untuk memanfaatkan kesempatan saat penerbangan komersial masih beroperasi guna kembali ke Tiongkok atau meninggalkan negara itu sesegera mungkin. Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan mengingat situasi yang semakin tidak stabil di wilayah tersebut.
Khalil al-Makdah, yang merupakan tokoh penting dalam gerakan Fatah di Lebanon, tewas dalam serangan udara yang dilancarkan oleh Israel. Peristiwa ini semakin memicu ketegangan yang telah meningkat di Timur Tengah, terutama di tengah serangan gencar Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023. Serangan ini menandai pertama kalinya Israel menargetkan anggota senior Fatah dalam lebih dari 10 bulan bentrokan lintas perbatasan dengan kelompok Hizbullah. Serangan tersebut menunjukkan eskalasi baru dalam konflik yang telah berlangsung lama antara Israel dan kelompok-kelompok bersenjata di wilayah tersebut.
Ketegangan di Timur Tengah terus meningkat dengan serangan-serangan yang semakin intensif. Israel telah melancarkan serangan udara yang signifikan di Jalur Gaza, sementara kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah dan Fatah terus melakukan perlawanan. Situasi ini menciptakan ketidakpastian dan ancaman keamanan yang serius bagi warga sipil di wilayah tersebut.
Selain Tiongkok, beberapa negara lain juga telah mengeluarkan imbauan serupa kepada warganya yang berada di Lebanon. Mereka diminta untuk segera meninggalkan negara tersebut demi keselamatan mereka. Penerbangan komersial yang masih beroperasi menjadi satu-satunya cara yang aman untuk keluar dari Lebanon dalam situasi yang semakin memburuk ini.