Dampak Penambangan Nikel di Raja Ampat

Yuliana Adha
2 Min Read

HALUAN.CO – Kegiatan penambangan nikel di Raja Ampat menimbulkan keprihatinan publik, khususnya di media sosial.

Kawasan yang selama ini dikenal dengan keindahan alam dan keanekaragaman hayatinya kini menghadapi ancaman kerusakan akibat eksploitasi nikel, logam yang sangat dibutuhkan dalam industri kendaraan listrik global.

Sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung transisi menuju energi bersih.

Nikel adalah komponen utama dalam baterai lithium-ion untuk mobil listrik. Pemerintah pun aktif mendorong penggunaan kendaraan listrik demi menekan emisi dan polusi udara.

Namun, di balik itu, proses penambangannya justru membawa konsekuensi buruk bagi lingkungan.

Raja Ampat menjadi simbol dari paradoks ini. Aktivitas tambang di wilayah yang dikenal sebagai “surga terakhir di bumi” bukan hanya mengancam flora dan fauna, tapi juga berkontribusi pada deforestasi yang luas.

Berita Lainnya  Heboh! PBB Bongkar Peningkatan Pasukan Israel di Golan Suriah!

Sekitar 25.000 hektar hutan hilang akibat penambangan, menciptakan konflik antara agenda ekonomi dan konservasi.

Kerusakan lingkungan akibat tambang nikel juga tercatat di daerah lain seperti Morowali, Halmahera, dan Konawe.

Dampaknya nyata banjir, penurunan kualitas tanah dan air, serta kesejahteraan masyarakat lokal yang menurun.

Walaupun nikel dapat didaur ulang, fasilitas pengolahan limbah baterai di Indonesia masih belum maksimal.

Pertamina NRE dan beberapa pihak lainnya mulai membangun fasilitas daur ulang baterai sebagai langkah solusi. Namun langkah ini belum cukup.

Pemerintah didorong untuk lebih selektif dalam menetapkan lokasi tambang, memilih area dengan risiko sosial dan ekologis yang lebih rendah, serta mempercepat sistem daur ulang nasional.

Menjelang tahun 2030, peningkatan jumlah limbah baterai akan menjadi tantangan tersendiri.

Berita Lainnya  Wow! Bambang Pacul Mendadak Jadi Wakil Ketua MPR!

Tanpa strategi pengelolaan yang memadai, upaya menuju emisi nol bersih bisa terganggu.

Evaluasi mendalam terhadap aktivitas tambang di Raja Ampat dan daerah lain sangat diperlukan, agar Indonesia tidak hanya sukses dalam transisi energi, tapi juga tetap menjaga warisan alamnya untuk generasi mendatang.

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *