Jakarta, – Pemerintah Indonesia tengah bersiap untuk menggelar dialog penting dengan raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Apple, terkait rencana investasi mereka di tanah air. Dialog ini menjadi penentu masa depan penjualan iPhone 16 di Indonesia, yang hingga kini masih terhambat oleh persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang belum dipenuhi oleh Apple.
Pemerintah Indonesia mendorong Apple untuk memenuhi persyaratan TKDN dengan membangun fasilitas produksi perangkat keras di dalam negeri. Langkah ini diharapkan dapat memaksimalkan dampak ekonomi bagi Indonesia. Selain itu, pemerintah juga menawarkan alternatif skema investasi lain, yaitu melalui investasi inovasi dengan penyerahan proposal setiap tiga tahun.
Proses dialog ini akan dilakukan melalui Kementerian Perindustrian. Pemerintah berharap Apple dapat berinvestasi dengan membangun fasilitas produksi di Indonesia, yang dinilai lebih menguntungkan secara ekonomi. Ketua Umum Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII), Fadli Hamsani, menyatakan dukungannya terhadap upaya pemerintah ini.
Fadli menekankan pentingnya dialog yang cermat dan mengedepankan kepentingan ekonomi dalam negeri. “Pemerintah harus mampu mendorong Apple untuk secara serius dan nyata mewujudkan komitmennya dalam berinvestasi di Indonesia,” ujarnya. Ia juga menyoroti besarnya pasar produk Apple di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda.
Hingga Oktober 2024, Apple menguasai hampir 12 persen pangsa pasar ponsel di Indonesia. Pada tahun 2023, sebanyak 2,61 juta unit iPhone berhasil terjual di Indonesia, melebihi penjualan di Vietnam yang mencapai 1,43 juta unit. Fadli berpendapat bahwa pembangunan pabrik di Indonesia merupakan langkah strategis bagi Apple untuk meningkatkan penjualan produknya.
Wakil Kepala LPEM Universitas Indonesia, Mohamad Dian Revindo, menjelaskan bahwa investasi langsung dari Apple akan membuka peluang kerja bagi talenta terbaik di Indonesia dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Kerjasama Apple dengan rantai pasok komponen ponsel di dalam negeri juga akan membuat harga produk lebih bersaing dan terjangkau, sehingga dapat meningkatkan penjualan.
Revindo berharap pemerintah dapat mengedepankan kepentingan ekonomi nasional dalam dialog ini. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga lokasi produksi strategis dalam skema investasi Apple. “Indonesia nantinya mampu memenuhi kebutuhan ponsel tidak saja di dalam negeri tetapi juga yang berorientasi ekspor ke berbagai negara,” pungkasnya.
Dialog ini menjadi momen penting bagi Indonesia untuk memastikan bahwa investasi Apple tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Pemerintah diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat posisi Indonesia dalam industri teknologi global.
