Haluan.co – Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan spesifik ke PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada Rabu (5/07) di Cilegon, Banten.
Secara spesifik kunjungan kerja ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan terkait pengembangan kinerja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terutama kontribusinya bagi provinsi Banten.
Dalam kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI di KIP kali ini dipimpin oleh Aria Bima Fraksi PDI-Perjuangan dan diterima langsung oleh Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Purwono Widodo, serta Chief Executive Office Krakatau International Port, Akbar Djohan, dan direksi KIP lainnya.
Salah satu yang di kunjungi oleh para Anggota Komisi VI DPR RI adalah pelabuhan curah terbesar di Indonesia (Krakatau International Port atau KIP) yang berada di dalam kawasan industri Krakatau Steel dan dikelola oleh PT Krakatau Bandar Samudera yang merupakan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan kode saham (KRAS).
Saat menerima kunjungan, Chief Executive Office Krakatau International Port, Akbar Djohan, menyampaikan bahwa PT KBS sebagai anak usaha KRAS yang berpeean penting dalam melakukan efektivitas dan efisiensi logistik KRAS.
“KIP berkomitmen untuk memberikan service excellent kepada pengguna jasa dengan menjaga availability alat sebesar 98%, menjaga waktu tunggu kapal kurang dari 1 jam, dan menjaga berth occupancy ratio sebesar 65%, serta pertumbuhan 4% per tahun untuk kunjungan kapal dari tahun 2018. Sehingga KIP mampu menguasai 70% market share cargo di Banten,” ujar Akbar.
Selain itu, Akbar juga menjelaskan bahwa KIP telah melakukan transformasi yang telah kami lakukan dan berdampak positif bagi pencapaian Kinerja Keuangan Perusahaan. 4 Tahun terakhir Revenue kami mengalami Pertumbuhan Sebesar 13%.
Disisi lain, KIP juga terus mengembangkan digitalisasi guna meningkatkan daya saing dan nilai tambah perusahaan, diantaranya pengembangan aplikasi KIPOS (Krakatau International Port Solution) yaitu Termintal Operating System (TOS) pelabuhan curah pertama di Indonesia dan KILOGS (Krakatau Integrated Logistic Solution) yaitu layanan digitalisasi logistik dalam upaya meningkatkan kinerja sektor logistik dan transportasi yang handal.
KIP sebagai Pelabuhan Curah terbesar di Indonesia dengan kapasitas 25 juta ton/tahun, KIP juga terletak di Selat Sunda yang sangat strategis dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I dimana kurang lebih 53 ribu kapal lalu lalang per tahun.
“Kehadiran KIP sebagai Hub dan sekaligus memberikan konstribusi bagi pertumbuhan perekonomian di Banten khususnya dibidang kepelabuhanan dan logistik,” tutup Akbar.***