Jakarta – Dalam pernyataan yang tegas, Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDIP, Bonnie Triyana, menekankan bahwa penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) seharusnya kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi di luar negeri. Bonnie berpendapat bahwa jika penerima beasiswa memilih untuk menetap di luar negeri dan enggan pulang ke tanah air, maka mereka seharusnya mengembalikan biaya pendidikan yang telah ditanggung oleh negara, seolah-olah itu adalah pinjaman mahasiswa atau student loan.
Menurut definisi dari Cambridge Dictionary, student loan adalah perjanjian di mana seorang mahasiswa meminjam uang dari bank untuk membiayai pendidikan mereka dan akan membayar kembali setelah lulus dan mulai bekerja. Bonnie menilai bahwa penerima beasiswa LPDP yang enggan kembali ke Indonesia seharusnya mengembalikan biaya pendidikan yang telah mereka terima selama menempuh studi di luar negeri. Ia menekankan bahwa dana yang digunakan untuk beasiswa LPDP adalah uang rakyat, sehingga harus dipertanggungjawabkan.
Namun, Bonnie juga mengakui bahwa jika keilmuan penerima beasiswa berkembang lebih baik di luar negeri, hal tersebut juga dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara global. Dalam pandangannya, talenta Indonesia tidak hanya bermanfaat bagi negara sendiri, tetapi juga bagi dunia internasional. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi ilmiah dari penerima beasiswa dapat memberikan dampak positif yang lebih luas.
Lebih lanjut, Bonnie menyatakan ketidaksetujuannya terhadap wacana pemerintah yang lebih mengutamakan calon penerima beasiswa LPDP yang mengambil studi di bidang sains dan teknologi (saintek). Ia meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, untuk mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut. Bonnie menegaskan bahwa negara seharusnya mendukung seluruh bidang keilmuan dan potensi anak bangsa tanpa diskriminasi.
Sebagai seorang sejarawan, Bonnie menekankan bahwa bidang sosial dan humaniora (soshum) tidak kalah penting dibandingkan dengan saintek. Ia berpendapat bahwa semua bidang ilmu memiliki peran dan kontribusi masing-masing dalam pembangunan bangsa.