Jakarta – Pemerintah Rusia dengan tegas menepis desas-desus yang beredar mengenai Asma Al Assad, istri dari mantan Presiden Suriah Bashar Al Assad, yang dikabarkan mengajukan perceraian. Kabar ini sempat menjadi perhatian publik setelah beberapa media melaporkan bahwa Asma telah mengajukan gugatan cerai kepada suaminya pada Minggu (22/12) lalu.
Rumor tersebut menyebutkan bahwa Asma Al Assad merasa tidak nyaman tinggal di Rusia setelah suaminya digulingkan dari posisinya sebagai Presiden Suriah. Kondisi ini diduga menjadi alasan utama Asma untuk mengajukan perceraian. Selain itu, Asma juga dikabarkan ingin segera meninggalkan Moskow dan pindah ke London, Inggris, demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Bashar Al Assad digulingkan dari jabatannya sebagai Presiden Suriah oleh kelompok milisi Hayat Tahrir al Sham pada 8 Desember lalu. Setelah penggulingan tersebut, Assad bersama keluarganya melarikan diri ke Rusia untuk mencari perlindungan politik.
Rusia, yang dikenal dengan julukan Negeri Beruang Merah, telah memberikan suaka politik kepada Bashar Al Assad dan keluarganya. Langkah ini merupakan bentuk solidaritas Rusia terhadap Suriah, yang telah terjalin sejak awal tahun 2000-an.
Pemberian suaka politik ini menunjukkan dukungan Rusia terhadap Suriah di tengah situasi politik yang tidak menentu. Hubungan antara kedua negara ini telah terjalin erat selama bertahun-tahun, dan Rusia terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung Suriah di kancah internasional.
