Jakarta – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengungkapkan adanya upaya dari pihak-pihak tertentu yang berusaha memaksakan agar pemilihan kepala daerah (pilkada) Jakarta dilakukan dalam dua putaran. Menurut Hasto, upaya tersebut dilakukan melalui berbagai manuver dan framing isu di masyarakat, baik melalui media massa maupun media sosial.
Hasto menyatakan bahwa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, unggul dari pasangan calon lainnya dan memenangkan pilkada dalam satu putaran.
Hasto merujuk pada hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga survei yang menunjukkan pasangan Pramono-Rano yang diusung PDIP unggul dengan perolehan suara sekitar 49 persen. Pasangan ini diikuti oleh Ridwan Kamil-Suswono yang diusung koalisi 12 partai dengan perolehan suara sekitar 40 persen, sementara pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana dari jalur independen memperoleh sekitar 10 persen.
Hasto mengungkapkan adanya informasi mengenai upaya untuk mengalahkan Pramono-Rano melalui putaran kedua dalam pemilihan gubernur Jakarta. Ia juga menuduh Presiden Indonesia ketujuh, Joko Widodo, terlibat dengan mendukung pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono. Hasto meminta seluruh relawan, simpatisan, dan kader partai untuk waspada dan menjaga perolehan suara Pramono-Rano. Ia menilai, berbagai manuver kekuasaan kini dilakukan di Jakarta untuk mendesak pilkada dua putaran.
Meski demikian, Hasto optimis bahwa masyarakat Jakarta yang relatif terdidik dan melek informasi memiliki daya tahan demokrasi yang baik. Ia menambahkan, bergabungnya mantan gubernur Jakarta seperti Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, Sutiyoso, hingga Fauzi Bowo menunjukkan bahwa Pramono mampu menyatukan berbagai kalangan.
Dalam kesempatan terpisah, hasil hitung cepat atau quick count dari lembaga survei Charta Politika Indonesia menunjukkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno unggul di Pilkada Jakarta. Hasil quick count ini diumumkan pada pukul 17.33 WIB dengan data masuk 99,25 persen. Dadang Nurjaman, peneliti senior Charta Politika, menyatakan pasangan Pramono-Rano memperoleh 50,08 persen suara, sementara Ridwan Kamil-Suswono mendapat 39,32 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana memperoleh 10,6 persen. Data ini diperoleh dari 400 tempat pemungutan suara sampel.
Meskipun demikian, Dadang menegaskan bahwa hitung cepat versi Charta Politika ini belum menjamin apakah Pramono-Rano menang dalam satu putaran. Hasil quick count Charta Politika tidak jauh berbeda dengan Parameter Politik Indonesia, di mana Pramono-Rano memperoleh 50,17 persen dari total 99,25 persen data yang masuk dengan partisipasi pemilih 57,17 persen. Sedangkan Ridwan Kamil-Suswono meraih 39,18 persen dan Dharma-Kun mendapat 10,66 persen.