Tel Aviv – Benny Gantz, mantan Menteri Pertahanan dan eks anggota kabinet perang Israel, menyerukan agar Tel Aviv mengalihkan fokus kepada Hizbullah dan perbatasan Lebanon yang kerap dilanda serangan. Gantz mengatakan bahwa Israel sudah terlambat dalam hal ini.
Israel dan Hizbullah, yang didukung Iran, hampir setiap hari terlibat dalam serangan lintas perbatasan sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah menyatakan bahwa serangannya dimaksudkan untuk mendukung sekutunya, Hamas, yang sedang berperang melawan Tel Aviv.
Dalam forum tersebut, Gantz menyebut Iran dan proksinya sebagai “masalah yang sebenarnya”. Ia menilai bahwa ancaman dari Iran dan kelompok-kelompok yang didukungnya harus menjadi prioritas utama bagi Israel.
Gantz juga menilai bahwa Israel telah melakukan kesalahan dalam mengevakuasi penduduknya di sebagian besar wilayah utara saat pertempuran dengan Hizbullah berkobar, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang Gaza. Menurutnya, langkah-langkah evakuasi yang lebih efektif seharusnya diambil untuk melindungi warga sipil.
Pada Juni lalu. Gantz meninggalkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, karena kurangnya rencana pascaperang dari Israel untuk Jalur Gaza. Ia mengkritik kurangnya strategi yang jelas untuk mengatasi situasi pascakonflik di wilayah tersebut.
Serangan Hamas pada Oktober tahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, yang kebanyakan adalah warga sipil. Lebih dari 250 orang lainnya masih disandera olehkelompok Hamas dan sekutunya di Jalur Gaza, dengan saat ini diyakini masih ada sekitar 97 sandera yang masih ditahan di daerah kantong Palestina tersebut.
Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza, sebagai balasan terhadap Hamas, dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza telah menewaskan sedikitnya 40.972 orang. Laporan dari kantor HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut sebagian besar korban tewas di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Menteri Pertahanan Israel saat ini, Yoav Gallant, dalam pernyataannya saat mengunjungi Koridor Netzarim di Gaza bagian tengah pada Minggu (8/9) juga merujuk pada situasi di perbatasan Lebanon. Ia mengatakan kepada pasukan Israel bahwa “kita sedang bersiap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi di wilayah utara”.