JAKARTA, – Menjelang muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang direncanakan berlangsung pada April mendatang, sekelompok kader yang menamakan diri mereka “Eksponen Fusi PPP 1973” menggelar konferensi pers bertema “Revitalisasi Politik Islam Indonesia” di Jakarta, Minggu (5/1/2025). Kader-kader ini, termasuk Husnan Bey Fananie, Idy Muzayyad, dan Zarkasih Noer, mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kegagalan partai berlambang Ka’bah tersebut untuk pertama kalinya tidak berhasil masuk parlemen pada Pemilu 2024.
Idy Muzayyad, yang baru-baru ini diberhentikan dari posisinya sebagai Plt Ketua DPW Bali oleh Plt Ketua Umum PPP Mardiono, menyatakan bahwa kepemimpinan saat ini telah gagal. “Ketua yang sekarang ini sudah gagal,” tegas Idy. Ia menambahkan bahwa ketua harus memiliki kesadaran diri dan mendorong agar PPP segera bangkit dari keterpurukan.
Meskipun PPP telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, partai ini masih mampu menjalankan fungsi-fungsi legislatif seperti pengawasan, anggaran, dan legislasi. Namun, kegagalan dalam Pemilu 2024 menjadi pukulan berat yang memicu desakan untuk perubahan kepemimpinan. Idy mengusulkan beberapa nama potensial untuk menjadi calon ketua umum, termasuk dari luar PPP, dengan harapan dapat membawa partai ini kembali berjaya.
Husnan Bey Fananie, mantan anggota DPR dan Dubes RI untuk Republik Azerbaijan, juga mengkritik kepemimpinan PPP yang dianggapnya telah kehilangan arah. Menurut Husnan, PPP telah menyimpang dari semangat awalnya untuk membela umat dan malah lebih memilih bekerja sama dengan kekuasaan. “Problem PPP, kepemimpinan yang tidak paham apa yang dibutuhkan umat. Umat bukan hanya diambil suaranya,” ujar Husnan.
Dalam upaya untuk mengembalikan kejayaan PPP, “Eksponen Fusi PPP 1973” mengajukan sejumlah nama yang layak dipertimbangkan sebagai calon ketua umum pada muktamar mendatang. Langkah ini diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam tubuh partai dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap PPP.