Jakarta – Media sosial X, yang berada di bawah kepemilikan Elon Musk, ternyata beroperasi di Indonesia tanpa memiliki kantor perwakilan. Fenomena ini memicu kekhawatiran di kalangan pengamat telekomunikasi, termasuk Heru Sutadi, yang berpendapat bahwa platform digital ini hanya berfokus pada kepentingan bisnis tanpa memberikan kontribusi nyata terhadap pendapatan negara Indonesia.
Heru Sutadi menekankan bahwa sebagai penyelenggara sistem elektronik, X seharusnya memiliki kantor perwakilan di Indonesia. Sebagai catatan, ketika masih dikenal dengan nama Twitter, perusahaan ini telah mendirikan kantor di Indonesia sejak tahun 2015. Namun, setelah diakuisisi dan berganti nama menjadi X, kantor tersebut tidak lagi beroperasi di Indonesia.
Menurut Heru, X tidak hanya berfungsi sebagai penyedia layanan media sosial, tetapi juga menjalankan berbagai bisnis, termasuk iklan dan layanan akun centang berbayar. Aktivitas bisnis ini seharusnya dapat menjadi sumber pemasukan bagi negara, mengingat X memiliki operasi di Indonesia.
Sebagai mantan Komisioner BRTI, Heru Sutadi melihat bahwa ketiadaan kantor perwakilan X di Indonesia menunjukkan ketidakjelasan regulasi yang ada saat ini. Hal ini membuat aturan yang berlaku tidak cukup tegas dalam mengatur platform yang menjalankan bisnis di Indonesia.
Sebelumnya, terungkap bahwa X adalah salah satu dari sedikit platform digital yang tidak memiliki kantor perwakilan di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat deklarasi Pilkada Damai 2024 di Kantor Kementerian Kominfo pada Kamis (3/10/2024).
Budi Arie juga menyoroti bahwa dalam menangani konten di platform X, prosesnya menjadi lebih panjang dibandingkan dengan platform digital lainnya. Komunikasi antara pihak Kominfo dan X lebih banyak dilakukan melalui surat-menyurat, yang memperpanjang waktu penyelesaian masalah.
