Jakarta – Sebuah riset mutakhir yang digagas oleh para ilmuwan dari RAND Corporation, sebuah lembaga riset nirlaba yang berpusat di California, mengungkapkan tiga faktor krusial yang mempengaruhi risiko demensia pada individu. Demensia sendiri merupakan kumpulan gejala gangguan otak yang mengakibatkan kesulitan dalam berpikir, mengingat, dan berkomunikasi.
Para peneliti menelaah data dari 20 ribu lansia selama tiga dekade terakhir. Temuan ini memberikan wawasan penting mengenai gaya hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan otak, yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk mencegah demensia.
Penyakit Alzheimer dikenal sebagai penyebab demensia yang paling umum. Namun, terdapat pula jenis demensia lainnya seperti demensia vaskular dan demensia tubuh Lewy. Dalam penelitian ini, ilmuwan dari RAND Corporation menemukan bahwa risiko demensia meningkat pada individu yang tidak memiliki hobi, mengalami obesitas, dan memiliki gaya hidup yang kurang aktif, terutama setelah memasuki usia 60 tahun.
Temuan ini menyoroti pentingnya aktivitas mental dan fisik untuk menjaga kesehatan otak. Memiliki hobi, salah satu faktor yang disebutkan, dapat memberikan tujuan hidup yang lebih jelas bagi seseorang. Aktivitas fisik yang teratur juga penting untuk mendukung sirkulasi darah yang sehat, yang pada akhirnya akan mendukung kesehatan otak dalam jangka panjang. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa obesitas sering kali menyebabkan masalah sirkulasi darah yang dapat meningkatkan risiko demensia.
Beberapa faktor yang selama ini diduga dapat memicu demensia, seperti merokok atau menerima vaksinasi flu, ternyata tidak terbukti menjadi pemicu perkembangan demensia. Perilaku lain, seperti kebiasaan memeriksa kadar kolesterol, menjalani mamografi, deteksi kanker serviks atau pap smear, serta pemeriksaan payudara atau prostat, juga tidak memiliki kaitan yang signifikan dengan masalah otak tersebut.
Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan otak. Mengacu pada ulasan dari Earth.com, para peneliti berharap bahwa informasi yang lebih mendalam mengenai penyebab demensia dapat membantu dalam pembentukan gaya hidup yang lebih baik.