Jakarta – Perdana Menteri Belanda, Dick Schoof, dengan lantang membela para pendukung klub Israel, Maccabi Tel Aviv, yang menjadi korban serangan di Amsterdam. Schoof mengutuk insiden tersebut sebagai bentuk “kekerasan anti-Semit” yang tidak dapat diterima terhadap komunitas Yahudi. Pernyataan ini muncul setelah terjadi kerusuhan antara penggemar Maccabi Tel Aviv dan warga lokal Amsterdam pada Kamis pekan lalu.
Schoof menegaskan bahwa pemerintah Belanda akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku kekerasan dalam insiden tersebut. Menurutnya, tindakan intoleransi tidak boleh dibalas dengan toleransi, dan pihak berwenang akan memastikan bahwa para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Insiden ini menyoroti pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi di tengah masyarakat yang beragam.
Setelah pertandingan antara Ajax Amsterdam dan Maccabi Tel Aviv di Liga Europa, sekelompok pria yang mengendarai sepeda motor melakukan serangan “tabrak lari” terhadap para penggemar Maccabi di beberapa daerah di Amsterdam. Polisi mengungkapkan bahwa para penyerang dimobilisasi melalui seruan di media sosial yang menargetkan orang-orang Yahudi.
Namun, laporan juga menunjukkan bahwa suporter Maccabi Tel Aviv yang lebih dulu memicu keributan di Amsterdam. Sebelum dan sesudah pertandingan melawan Ajax Amsterdam, sejumlah laporan mengungkapkan bahwa fan Maccabi terlibat dalam keributan. Pertandingan yang digelar di Stadion Johan Cruyff pada Jumat (8/11) dini hari WIB itu berakhir dengan kemenangan telak Ajax 5-0 atas Maccabi.
Beberapa jam sebelum pertandingan, bentrokan terjadi antara suporter Maccabi dan demonstran pro-Palestina di alun-alun utama Kota Amsterdam. Melansir Al Jazeera, ratusan pendukung Maccabi Tel Aviv datang ke Amsterdam dengan aksi yang mencolok, mengibarkan bendera Israel dan menurunkan bendera Palestina. Video yang menunjukkan perilaku buruk fans Maccabi tersebar luas di media sosial, termasuk tindakan menurunkan bendera dan meneriakkan slogan-slogan anti-Arab.
Anggota Dewan Kota Amsterdam, Jazie Veldhuyzen, menyatakan bahwa suporter Israel memicu kekerasan dan menyerang pendukung Palestina sejak Rabu (6/11). Pernyataan ini menambah kompleksitas situasi yang terjadi di Amsterdam, di mana ketegangan antara kelompok-kelompok pendukung semakin meningkat.
Sementara itu, Polisi Belanda sedang melakukan penyelidikan mendalam terhadap insiden tersebut. Mereka memeriksa rekaman CCTV serta mengumpulkan kesaksian dari para saksi yang melihat kekerasan tersebut.