Jakarta – FOMO atau fear of missing out adalah fenomena sosial yang terjadi ketika seseorang merasa takut tertinggal dari tren atau perkembangan terbaru. Biasanya, individu yang mengalami FOMO tidak ingin ketinggalan segala hal yang baru dan sedang populer. Mereka merasa cemas jika belum mendapatkan pengalaman tersebut.
Misalnya, ketika seorang selebriti mengunggah foto barang yang dimilikinya, banyak orang yang melihatnya kemudian berbondong-bondong ingin memiliki barang yang sama. Untuk memperolehnya, mereka bahkan rela mengantre lama dan mengeluarkan dana yang tidak sedikit.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan FOMO. Menurut Sosiolog Nia Elvina, salah satunya yakni cultural lag. Cultural lag adalah keterlambatan budaya dari segi non-material yang mencakup nilai, ide, keyakinan, pola pikir, dan norma. Dalam cultural lag, hal tersebut tidak terjadi karena kurangnya informasi dan daya pikir pada masyarakat. Sehingga, ada kesenjangan nilai antara kemajuan teknologi dengan nilai yang dipercaya masyarakat. Kesenjangan nilai inilah yang membawa dampak gejala FOMO muncul di masyarakat.
Cultural lag menciptakan kesenjangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Kesenjangan ini memicu munculnya FOMO, di mana banyak orang berbondong-bondong ingin memiliki suatu benda hanya karena melihat idolanya memilikinya. Padahal, benda tersebut belum tentu memiliki fungsi yang dibutuhkan.
Untuk mencegah terjadinya FOMO, menurut Nia, masyarakat harus meningkatkan pengetahuannya. Hal ini penting dilakukan mengingat FOMO memiliki dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang yang mengalami FOMO kerap menghabiskan sebagian besar waktunya bermain media sosial dan kurang berinteraksi dalam kehidupan nyata. Media sosial sering menampilkan hal yang berbeda dengan interaksi langsung yang terjadi di dunia nyata.
FOMO dapat menyebabkan seseorang menghabiskan banyak waktu di media sosial, yang pada akhirnya mengurangi waktu untuk berinteraksi dalam kehidupan nyata. Media sosial sering kali menampilkan gambaran yang berbeda dari kenyataan, sehingga memperburuk gejala FOMO.