HALUAN.CO – Fenomena Popcorn Brain menjadi isu baru di tengah gaya hidup modern yang lekat dengan teknologi.
Istilah ini merujuk pada kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan fokus akibat terlalu sering terpapar rangsangan digital yang cepat dan tak terputus, seperti video singkat, notifikasi aplikasi, hingga konten instan di media sosial.
Penelitian terbaru (Nair dkk, 2025) menunjukkan bahwa popcorn brain ditandai dengan kemampuan konsentrasi yang melemah, kecenderungan multitasking, serta dorongan untuk serba instan.
Otak pun terbiasa berpindah-pindah dari satu topik ke topik lain, layaknya popcorn yang meletup satu per satu tanpa sempat benar-benar fokus.
Psikolog Jonathan Haidt dalam buku The Anxious Generation mengaitkan perubahan cara berpikir dan tumbuhnya gangguan mental remaja dengan budaya digital.
Gawai pintar dan media sosial menciptakan tekanan besar bagi otak untuk terus aktif menyerap hal baru, sehingga membuatnya kesulitan mencerna informasi secara mendalam.
Bahaya Popcorn Brain bagi Kesehatan Mental dan Fisik
- Tidur Terganggu
Menatap layar gadget sebelum tidur bisa mengganggu siklus alami tubuh karena menghambat produksi hormon tidur. Akibatnya, kualitas tidur menurun dan tubuh jadi mudah lelah. - Penurunan Daya Ingat dan Fokus
Terlalu sering mengonsumsi konten singkat bisa melemahkan kemampuan otak dalam menganalisis dan mengingat informasi. Otak tidak lagi dilatih untuk berpikir kritis atau fokus dalam waktu lama. - Meningkatkan Tekanan Mental
Otak yang terus bekerja tanpa henti untuk menyerap informasi bisa menyebabkan stres kronis dan kecemasan. Ini memperburuk kondisi psikologis dan membuat otak semakin sulit beristirahat.