Gen Z dan Tren Resign Cepat: Bukti Lemah atau Generasi yang Lebih Sadar Hidup?

Yuliana Adha
2 Min Read

HALUAN.CO – Di tengah perbincangan publik, muncul satu fenomena menarik meningkatnya jumlah anak muda dari generasi Z yang mengundurkan diri dari pekerjaan hanya dalam waktu singkat.

Baru beberapa minggu atau bulan bekerja, mereka sudah mengajukan resign. Tren ini ramai dibahas di media sosial dan menjadi sorotan dunia kerja.

Tapi benarkah ini pertanda Gen Z tidak tahan banting? Atau justru mencerminkan kesadaran mereka terhadap keseimbangan hidup dan kesehatan mental?

Menuduh Gen Z malas dan tidak setia pada pekerjaan adalah narasi yang menyederhanakan situasi.

Faktanya, banyak dari mereka memiliki prioritas yang berbeda dibanding generasi sebelumnya.

Mereka ingin lebih dari sekadar gaji mereka mengutamakan kualitas hidup, lingkungan kerja yang sehat, dan waktu untuk diri sendiri.

Mereka lebih peka terhadap dampak pekerjaan pada kesehatan mental.

Bagi Gen Z, bertahan di pekerjaan yang merusak ketenangan pikiran bukanlah pilihan.

Berita Lainnya  Mager Bisa Picu Batu Ginjal? Gen Z Harus Waspada Menurut Pakar Urologi

Mereka berani keluar demi menjaga kesehatan psikologis dan kebahagiaan pribadi.

Lingkungan kerja yang suportif dan inklusif juga menjadi pertimbangan utama.

Gen Z ingin berada di tempat yang menghargai keberagaman, memberi ruang berkembang, dan memiliki budaya kerja yang sehat.

Jika tempat kerja tidak mencerminkan hal tersebut, mereka tak segan mencari opsi lain.

Ketersediaan peluang kerja yang semakin luas, terutama di era digital, juga memudahkan mobilitas karier.

Tak seperti generasi sebelumnya yang lebih bertahan lama di satu tempat, Gen Z cenderung lebih fleksibel dan eksploratif dalam mencari tempat yang sesuai dengan nilai-nilai mereka.

Tren resign ini sejatinya bukan soal kelemahan, melainkan cerminan dari perubahan perspektif terhadap dunia kerja.

Gen Z tidak hanya bekerja untuk bertahan hidup, tapi juga mencari makna dan kebahagiaan dari apa yang mereka lakukan.

Berita Lainnya  Generasi Z RI Mudah Depresi Saat Mencari Kerja, Mengapa?

Fenomena ini menjadi refleksi bagi perusahaan dan pemangku kepentingan dunia kerja untuk beradaptasi dengan ekspektasi generasi baru: pekerjaan yang tidak hanya produktif, tapi juga manusiawi, mendukung, dan selaras dengan nilai hidup personal.

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *