
HALUAN.CO – Apakah Anda pernah merasakan mulut terasa pahit, nyeri dada disertai sensasi terbakar, dan kesulitan menelan? Gejala-gejala tersebut mungkin menandakan Anda mengalami GERD (gastroesophageal reflux disease), kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan.
Meskipun sering dianggap ringan, refluks asam ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius.
Menurut Mayo Clinic, GERD terjadi saat katup di bagian bawah kerongkongan yang bertugas mencegah asam lambung naik mengalami kelemahan.
Akibatnya, asam lambung naik ke kerongkongan dan menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu kenyamanan. Jika tidak ditangani dengan segera, kondisi ini bisa berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius.
Belakangan ini, beredar kabar bahwa naiknya asam lambung bisa menyebabkan kematian. Hal ini membuat banyak orang panik dan bertanya-tanya, apakah benar demikian? Mari kita bahas fakta medisnya secara lengkap.
Meski desas-desus mengatakan GERD dapat menyebabkan kematian, menurut Medical News Today, GERD memang mengganggu, tetapi bukan penyakit yang secara langsung menyebabkan kematian.
Namun, bukan berarti kondisi ini boleh diabaikan. GERD dapat menimbulkan komplikasi serius bila tidak ditangani dengan tepat, seperti radang kerongkongan, pneumonia aspirasi, dan esofagus Barrett.
Selain itu, gejala GERD mirip dengan serangan jantung, seperti nyeri dada dan sesak napas, sehingga sering membuat orang salah menilai.
Mayo Clinic menjelaskan bahwa rasa terbakar di dada akibat GERD terkadang sulit dibedakan dari gejala jantung, terutama bila muncul tiba-tiba setelah makan besar atau saat berbaring.
Ada banyak faktor yang memicu naiknya asam lambung. Salah satunya adalah pola makan yang kurang tepat, seperti sering makan dalam porsi besar atau langsung tidur setelah makan.
Kebiasaan ini membuat sfingter esofagus melemah sehingga asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan.
Makanan tertentu juga dapat memicu GERD, seperti makanan pedas, berlemak tinggi, cokelat, kopi, dan minuman bersoda.
Jika Anda sering merasakan gejala setelah mengonsumsi makanan tersebut, sebaiknya perhatikan pola makan dan hindari sementara.
Faktor gaya hidup dan kondisi kesehatan juga berperan penting. Merokok, stres, kelebihan berat badan, hingga kehamilan dapat melemahkan katup esofagus dan memperburuk gejala GERD.
Oleh karena itu, selain mengatur pola makan, menjaga kesehatan dan mengurangi stres sangat penting untuk mencegah asam lambung naik.
Banyak orang menganggap GERD hanya soal mulut asam atau dada terasa panas. Padahal, jika tidak diobati, kondisi ini bisa menimbulkan dampak jauh lebih serius dari sekadar rasa tidak nyaman.
Komplikasi penyakit refluks asam berpotensi mengancam jiwa dalam jangka panjang.
Menurut Cleveland Clinic dan WebMD, meskipun GERD tidak langsung menyebabkan kematian, komplikasi yang muncul bisa berbahaya.
Esofagitis, yaitu radang pada dinding kerongkongan akibat paparan asam berulang, bisa menyebabkan luka, nyeri saat menelan, bahkan pendarahan.
Striktur esofagus, yaitu penyempitan saluran kerongkongan karena jaringan parut abnormal, juga dapat terjadi. Akibatnya, penderitanya bisa kesulitan makan atau sering tersedak.
GERD adalah kondisi yang tidak boleh diremehkan. Walaupun tidak langsung menyebabkan kematian, komplikasi yang timbul bisa sangat serius.
Penting untuk mengenali gejala dan pemicu GERD serta melakukan pencegahan yang tepat.
Jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan ke tenaga medis agar mendapat penanganan yang benar.
Dengan demikian, Anda bisa mencegah komplikasi serius dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik.