Jakarta – Dalam sebuah langkah tegas, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Yahya, bersama Sekretaris Jenderal Saifullah Yusuf, menggelar pertemuan penting dengan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dari seluruh penjuru Nusantara. Pertemuan ini berlangsung di Hotel Bumi, Surabaya, pada Sabtu (30/11).
Salah satu pokok bahasan utama dalam rapat koordinasi tersebut adalah wacana Muktamar Luar Biasa (MLB) PBNU. Wacana ini telah dihembuskan oleh beberapa pihak dan direncanakan untuk mulai digulirkan pada Desember 2024 mendatang.
Gus Yahya dengan tegas menyatakan bahwa seluruh pengurus PWNU se-Indonesia sepakat untuk menolak rencana MLB tersebut. Ia mengungkapkan kebingungannya mengenai urgensi dari MLB yang terus didorong oleh segelintir kelompok. Menurutnya, rencana ini berpotensi mengganggu integritas organisasi.
Dalam forum tersebut, Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin, turut menyuarakan penolakan terhadap MLB. Gus Rozin menegaskan bahwa sepanjang sejarah, upaya untuk mengadakan MLB PBNU tidak pernah berhasil. Hal ini disebabkan karena tidak sejalan dengan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.
Isu mengenai rencana MLB NU ini awalnya muncul dari hasil Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama di Bangkalan, Jawa Timur, yang diadakan pada Minggu (18/8) lalu. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan yang dikenal dengan sebutan ‘Amanah Bangkalan’, di mana para kiai dan ulama berkumpul untuk membahas kondisi PBNU.
Ketua Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (PO & MLB NU), Abdussalam Shohib atau yang dikenal sebagai Gus Salam, memastikan jika agenda Pramuktamar Luar Biasa NU siap diagendakan di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Desember 2024.