Tel Aviv – Israel menanggapi klaim dari kelompok Hamas yang menyatakan kesediaannya untuk membebaskan 34 sandera yang ditahan di Jalur Gaza sebagai bagian dari tahap awal potensi kesepakatan pertukaran. Namun, pihak Tel Aviv menegaskan bahwa hingga saat ini, Hamas belum memberikan informasi resmi mengenai status 34 sandera yang disebut akan dibebaskan tersebut.
Seorang pejabat Hamas, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, sebelumnya telah mengeluarkan daftar nama sandera yang akan dibebaskan oleh kelompok yang menguasai Jalur Gaza ini.
Pernyataan dari pihak Israel juga menambahkan bahwa daftar sandera tersebut tidak diberikan oleh Hamas kepada Israel, melainkan awalnya diserahkan oleh Israel kepada para mediator pada Juli 2024. Para mediator yang terdiri dari Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) telah berupaya selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Dalam beberapa hari terakhir, perundingan tidak langsung antara kedua belah pihak telah berlangsung di Doha, Qatar. Pada Minggu (5/1) malam waktu setempat, seorang pejabat senior Hamas mengungkapkan kepada AFP bahwa kelompoknya setuju untuk membebaskan 34 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Pejabat Hamas tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena tidak berwenang membahas negosiasi yang sedang berlangsung dengan media, menyatakan bahwa pertukaran awal akan mencakup semua sandera perempuan, anak-anak, lanjut usia, dan sandera yang sakit yang masih ditahan di Jalur Gaza. Namun, ia juga menambahkan bahwa Hamas masih memerlukan waktu untuk menentukan kondisi para sandera.
Serangan mengejutkan yang dilancarkan oleh kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 mengakibatkan penculikan sedikitnya 251 sandera, dengan sekitar 96 orang di antaranya diyakini masih berada di Jalur Gaza. Militer Israel melaporkan bahwa 34 sandera di antaranya telah tewas.