Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjawab pernyataan Bank Dunia yang menjelaskan bahwa harga beras di Indonesia menjadi yang termahal di ASEAN. Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Rachmi Widiriani, menjelaskan bahwa tingginya harga beras dalam negeri disebabkan oleh biaya produksi yang besar. Hal ini membuat petani harus menaikkan harga jual agar tetap mendapatkan keuntungan.
Rachmi menambahkan bahwa saat ini petani masih memperoleh keuntungan yang cukup karena harga gabah dibeli di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) khususnya untuk tanaman pangan juga sedang dalam kondisi yang baik. NTP sendiri merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani, yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani.
Menurut Rachmi, harga beras sebenarnya bisa ditekan jika petani menggunakan benih yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan produksi. Selain itu, petani juga perlu melakukan efisiensi untuk meningkatkan produktivitas melalui inovasi dan penggunaan teknologi. Misalnya, penggunaan drone untuk penyebaran pupuk yang bisa lebih hemat 30 persen dibandingkan dengan cara manual karena sebaran pupuk lebih merata.
Pada acara Indonesia International Rice Conference (IIRC) yang digelar di Nusa Dua, Bali, Kamis (19/9), Bank Dunia menyebutkan bahwa harga beras di Indonesia 20 persen lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Namun, kesejahteraan petani justru masih rendah. Berdasarkan Survei Terpadu Pertanian 2021, kesejahteraan petani Indonesia masih di bawah rata-rata, dengan pendapatan kurang dari US$1 per hari atau sekitar Rp15.207, dan setahun di bawah US$341 atau sekitar Rp5 juta.
Pendapatan yang rendah ini dinilai tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus membayar harga beras yang tinggi. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk mencari solusi yang dapat menyeimbangkan antara harga beras yang terjangkau dan kesejahteraan petani yang lebih baik.
