HALUAN.CO – Sepanjang tahun 2025, harga es krim diperkirakan akan mengalami lonjakan signifikan yang tak bisa dihindari. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan yang jauh melebihi pasokan global. Seperti dilaporkan oleh Al Jazeera, pada akhir Mei, harga grosir minyak kelapa dari Filipina—yang menjadi tolok ukur utama industri—telah menyentuh angka US$2.800 per ton, hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Kondisi iklim yang tidak bersahabat di wilayah Indonesia dan Filipina, yang merupakan dua negara pemasok utama minyak kelapa dunia, menjadi salah satu penyebab utama terganggunya produksi. Pola cuaca El Nino yang melanda dari pertengahan tahun lalu hingga Oktober menciptakan kondisi kering ekstrem di kawasan Asia Tenggara, mempengaruhi hasil panen secara drastis.
Industri es krim global yang diperkirakan memiliki nilai pasar mencapai US$81 miliar pada tahun 2024, kini sedang mengamati dengan cermat fluktuasi harga bahan baku, khususnya kelapa. Minyak kelapa sendiri memainkan peran vital dalam menjaga stabilitas tekstur dan rasa es krim dalam suhu ruang karena titik lelehnya yang tinggi.
Berdasarkan proyeksi dari Departemen Pertanian Amerika Serikat, produksi minyak kelapa global diprediksi akan menyusut hingga 3,6 juta ton untuk musim 2024-2025, atau turun sekitar 5-10 persen dari tahun sebelumnya. Para analis pun memperkirakan bahwa kondisi ini kemungkinan besar akan berlanjut ke musim berikutnya, yakni 2025-2026.
Tidak hanya pada industri es krim, kelangkaan minyak kelapa juga diperparah oleh meningkatnya kebutuhan di sektor lain. Kenaikan harga kakao global mendorong banyak produsen cokelat untuk mencari bahan alternatif. Salah satunya adalah minyak kelapa yang mulai dipilih sebagai substitusi mentega kakao, khususnya pada produk cokelat vegan atau bebas susu.
Tercatat pada bulan Desember, harga kakao di pasar berjangka ICE AS sempat memecahkan rekor dengan mencapai US$12.931 per ton, melonjak 177 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Walaupun saat ini mulai melandai, permintaan akan cokelat tetap tinggi dan menopang harga tetap di atas rata-rata.
Minyak kelapa menjadi pilihan populer karena harganya relatif lebih terjangkau dibandingkan kakao, meskipun turut mengalami kenaikan. Seorang pedagang komoditas asal Swiss, Felipe Pohlmann Gonzaga, mengungkapkan keyakinannya bahwa ke depan lebih banyak produsen permen dan cokelat akan menggantikan penggunaan kakao dengan minyak kelapa dalam formulasi produk mereka.
Selain faktor industri, tren gaya hidup dan kecantikan juga berperan dalam meningkatnya konsumsi kelapa. Platform seperti TikTok dan Instagram turut mendorong permintaan minyak kelapa berkat promosi dari selebriti global seperti Gwyneth Paltrow dan Kourtney Kardashian, yang mempopulerkan manfaat minyak kelapa untuk kesehatan dan perawatan kulit.
Dengan tekanan dari berbagai sisi—mulai dari cuaca ekstrem, kebutuhan industri makanan, hingga tren gaya hidup—harga minyak kelapa terus naik, yang pada akhirnya berdampak langsung pada produk turunannya, termasuk es krim. Industri es krim global kini harus bersiap menghadapi tantangan ekonomi yang tak hanya bersifat jangka pendek, namun juga berpotensi berkepanjangan.